Kreator Konten Kini Bisa Jual Beli Produk Saat Streaming Video di YouTube

YouTube luncurkan fitur untuk jual-beli produk, bisa tingkatkan engagement dengan produk yang diberi tag dan meningkatkan pendapatan kreator.

oleh Mustika Rani Hendriyanti diperbarui 22 Okt 2023, 11:00 WIB
Diterbitkan 22 Okt 2023, 11:00 WIB
Logo YouTube
Logo YouTube (Sumber: Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - YouTube baru saja meluncurkan fitur baru yang memudahkan jual-beli produk di aplikasinya. Fitur ini memungkinkan content creator (kreator konten) menampilkan produk-produk di videonya.

Diberitakan oleh ZDNet, Minggu (22/10/2023), kini para content creator dapat menambahkan timestamp produk ke video mereka. Dengan begitu, tombol belanja akan muncul saat item sedang dibahas. 

YouTube mengungkapkan bahwa fitur baru ini, dapat meningkatkan engagement dengan produk yang diberi tag dan meningkatkan pendapatan bagi kreator.

Dalam pengujian fitur pada September lalu, YouTube mengatakan bahwa video yang diberi tag dengan timestamp menghasilkan interaksi dua kali lipat dibandingkan video tanpa timestamp.

Adapun bagi content creator yang ingin menguji fitur baru ini, caranya:

  • Buka tab "Tag Products" di YouTube Studio
  • Cari produk yang ingin dipromosikan, klik "Add timestamps" di pojok kanan atas.
  • Pilih kapan waktu promosi dimunculkan. 

Dalam beberapa minggu mendatang, para content creator akan melihat tautan afiliasi mana yang menghasilkan pendapatan paling besar. Untuk mengakses info tersebut, caranya:

  • Buka tab "Analytics" di YouTube Studio.
  • Klik "Revenue", lalu "Affiliate program" untuk menemukan metrik seperti pesanan, klik, dan tayangan.

Selain itu, YouTube mengizinkan para content creator untuk menambahkan tautan afiliasi massal di seluruh perpustakaan video berdasarkan produk yang ditambahkan dalam deskripsi. Dengan begitu, mereka bisa memperoleh pendapatan dari konten lama yang masih mendapat penayangan. 

Untuk mengakses pemberian tag massal, buka bagian "Shopping" di YouTube Studio dan klik video yang ingin diberi tag.

YouTube Minta Pengguna Nonaktifkan Adblock dan Aplikasi Sejenis

Ilustrasi Kreator Konten, Content Creator, Monetisasi Konten. Kredit: True Fanz via Pixabay
Ilustrasi Kreator Konten, Content Creator, Monetisasi Konten. Kredit: True Fanz via Pixabay

Sebelumnya, YouTube mulai mengambil tindakan terhadap pengguna yang menggunakan ekstension Adblock atau aplikasi sejenis di platform berbagi video tersebut.

Sejumlah pengguna YouTube pakai adblock dan lainnya mendapati tontonan mereka setop di awal, dilanjutkan dengan pesan pop-up bertuliskan, "Ad blockers are not allowed on YouTube."

YouTube beralasan, pelarangan adblock dan lainnya ini untuk pendukung para kreator konten dan bisa mendukung mereka dengan berlangganan YouTube Premium.

"Jika Anda memblokir iklan YouTube, Anda melanggar Persyaratan Layanan YouTube. Jika menggunakan pemblokir iklan, kami akan meminta Anda untuk mengizinkan iklan di YouTube atau mendaftar ke YouTube Premium." tulis YouTube di laman Bantuan atau Help.

"Jika Anda terus menggunakan pemblokir iklan, kami mungkin memblokir pemutaran video Anda," kata YouTube. Dengan ini, pengguna tidak bisa menonton video tersebut. Bukan akun YouTube diblokir.

Meski begitu, pengguna yang tidak ingin berlangganan YouTube Premium atau tidak menonaktifkan adblock dapat mengeklik simbol [X] di jendela kanan atas pesan pop-up tersebut.

Pengguna Microsoft Edge Kena Blokir YouTube karena Menggunakan Mode Strict

Logo YouTube
Logo YouTube (Sumber: Pixabay)

Selain itu, belum lama ini, YouTube dilaporkan telah memblokir pengguna Microsoft Edge yang menggunakan pengaturan privasi online "Strict" pada browser mereka.

Di sini, pengaturan privasi online "Strict" pada peramban Edge tidak sama dengan menggunakan pemblokir iklan. Pengaturan ini pada dasarnya memblokir pelacak, yang membuat website tidak memiliki banyak informasi pengguna.

Hal ini mirip dari kampanye anti adblock Google yang memungkinkan YouTube mendeteksi pengguna yang menggunakan pemblokir iklan, dan menolak untuk menampilkan konten apapun kepada mereka.

Jadi, ketika Google gagal mendapatkan data pribadimu, YouTube tidak dapat menayangkan iklan yang ditargetkan oleh pengiklan. Karenanya, pengguna peramban Edge yang mengaktifkan fitur “Strict” akan terbaca sebagai pengguna yang diblokir.

Tetapi Google tampaknya masih mengembangkan kemampuan ini. Karena menurut laporan GizChina, dikutip Senin (16/10/2023), terdapat beberapa pengguna yang tetap bisa menonton video di YouTube meskipun menyalakan mode “Strict” di Edge mereka.

Jika kamu mengaktifkan pengaturan "Strict" di Microsoft Edge dan diblokir oleh YouTube, satu-satunya cara untuk membuka blokir adalah dengan menyesuaikan settingan.

Kamu dapat menggunakan mode "Balanced" dan menikmati video di YouTube lagi. Hal ini dikarenakan mode ini menawarkan keamanan privasi tetapi tidak sampai memblokir pelacak.

YouTube Music Gantikan Google Podcast di 2024

Contoh ilustrasi mendengar musik klasik
Ternyata mendengarkan musik klasik bisa menjadi “kegiatan sepele” untuk meningkatkan kinerja otak (Foto: Unsplash.com/Soundtrap)

Di samping itu, Google dan YouTube juga bakal mematikan platform Google Podcast pada 2024 mendatang, di mana nantinya konten-konten siniar atau podcast, akan dialihkan ke YouTube Music.

Awal tahun 2023, YouTube juga telah merilis fitur untuk menonton dan mendengarkan podcast melalui aplikasi YouTube Music di Amerika Serikat (AS), tanpa menarik bayaran.

Dengan fitur ini, penikmat siniar di YouTube Music akan bisa mengunduh, memutar di latar belakang, hingga beralih antara video dan audio sebuah konten.

YouTube juga mengungkapkan rencana mereka untuk meluncurkan Podcast di YouTube Music secara global sebelum akhir tahun ini.

Sebagai bagian dari investasi mereka yang ditingkatkan di sektor ini, YouTube pun memutuskan akan mengakhiri Google Podcasts.

"Pada tahun 2024 nanti, sebagai bagian dari proses ini, kami akan menghentikan Google Podcast," tulis YouTube dalam blog resminya, dikutip Rabu (4/10/2023).

"Sebagai bagian dari proses ini, kami akan membantu pengguna Google Podcast beralih ke podcast di YouTube Music," kata perusahaan di bawah Google.

Perusahaan juga mengungkapkan, menurut riset Edison, sekitar 23 persen pengguna podcast mingguan di AS mengatakan YouTube jadi layanan yang sering dipakai, dibandingkan Google Podcast yang cuma 4 persen.

Infografis Sebar Hoaks demi Raup Untung di YouTube. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Sebar Hoaks demi Raup Untung di YouTube. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya