Kok Bisa Bumi Sekarang Punya Dua Bulan? Ini Penjelasannya

Tahukah Anda bahwa Bumi saat ini memiliki dua bulan? Asteroid kecil 2024 PT5 tertangkap gravitasi Bumi dan menjadi satelit sementara.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 07 Okt 2024, 07:30 WIB
Diterbitkan 07 Okt 2024, 07:30 WIB
Ilustrasi gerhana bulan (NASA)
Ilustrasi: Bumi kini memiliki dua bulan (NASA)

Liputan6.com, Jakarta - Pernahkah terbayang kalau Bumi memiliki dua bulan? Ternyata, hal ini bukan hanya imajinasi dalam film fiksi ilmiah, karena saat ini Bumi disebut sedang memiliki dua Bulan.

Pernyataan itu pun menimbulkan pertanyaan, bagaimana bisa Bumi memiliki dua Bulan. Mengutip Earth.com, Senin (7/10/2024), pernyataan tersebut muncul karena Bumi berhasil memantau asteroid kecil yang diberi nama 2024 PT5.

Asteroid ini yang kemudian dikenal sebagai Bulan kedua atau Bulan mini. Dijelaskan, bulan mini merupakan asteroid kecil yang terperangkap sementara oleh gravitasi Bumi sebelum melanjutkan perjalanan.

Biasanya, asteroid ini mengorbit Matahari seperti asteroid lainnya. Namun, tarikan gravitasi Bumi bisa menarik mereka ke orbit untuk sementara waktu saat lokasinya cukup dekat.

Durasi kunjungan asteroid ini pun biasaya singkat, hanya beberapa minggu atau bulan sebelum terlepas dan kembali mengelilingi Matahari. Fenomena ini memang sering terjadi, tapi sebelumnya sulit dideteksi karena objeknya sangat kecil.

Sementara sekarang, menurut astronom dari MIT Richard Binzel, teknologi pencitraan sudah mampu membaca keberadaan asteroid semacam itu. Karenanya, sekarang seolah-olah ada dua satelit Bumi. 

Menurut data NASA, 2024 PT5 akan mengorbit Bumi sejak 29 September 2024 dan berakhir di 25 November 2024.

Berdasarkan informasi, 2024 PT5 berasal dari sabuk asteroid Arjuna, kelompok bantuan antariksa yang mengorbit Matahari dengan jarak mirip Bumi (sekitar 150 juta km).

Selain itu, beberapa objek dari sabuk Arjuna juga bisa mendekati Bumi hingga jarak 4,5 juta km dengan kecepatan rendah, kurang dari 3.500 km/jam.

Meski saat ini disebut sebagai Bulan kedua, 2024 PT5 terlalu kecil dan redup untuk bisa dilihat dengan mata telanjang termasuk teropong amatir. Untuk mengamatinya, dibutuhkan teleskop profesional.

Sebagai perbandingan, Bulan memiliki diameter sekitar 3.474km, sedangkan 2024 PT5 diperkirakan hanya selebar 11 meter. Artinya, satelit alami Bumi itu 300.000 kali lebih besar dari asteroid mini tersebut.


Kosmonaut Rusia Pulang Ke Bumi, Cetak Rekor 1.111 Hari di Luar Angkasa

Ilustrasi Luar Angkasa
Ilustrasi luar angkasa. (dok. Pixabay.com/Free-Photos)

Di sisi lain, mengutip Global Liputan6.com, kosmonaut asal Rusia, Oleg Kononenko akhirnya kembali ke bumi setelah memecahkan rekor sebagai manusia terlama yang tinggal di luar angkasa. Kosmonaut berusia 60 tahun itu mendarat dengan selamat pada 23 September 2024 lalu.

Oleg Kononenko tinggal di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) selama 374 hari berturut-turut. Catatan tersebut menggenapkan total hari yang dihabiskan oleh Kononenko di luar angkasa selama 1.111 hari sepanjang hidupnya sebagai kosmonaut.

Melansir laman Live Science pada Selasa (01/10/2024), Oleg Kononenko mengalahkan pemegang rekor sebelumnya Gennady Padalka, seorang kosmonaut yang tinggal di luar angkasa selama total 878 hari.

Kononeko juga telah terbang ke ISS di lima misi yang berbeda sejak 2008. Selain itu, Kononenko juga memecahkan rekor manusia terlama yang tinggal di ISS.

Rekor sebelumnya dipegang oleh astronot Frank Rubio yang tinggal di ISS selama 371 hari setelah pesawat untuk membawanya pulang rusak.

Pada Oktober 2023, Kononenko mengambil bagian dalam perjalanan luar angkasa selama hampir 7 jam untuk memposisikan dua panel surya yang tidak dipasang dengan benar pada sistem radar.

Ia juga menemukan sumber kebocoran radiator pada modul laboratorium serbaguna. Oleg Kononenko bersama dengan Nikolai Chub dan astronot Tracy Caldwell Dyson mendarat di Bumi dengan pesawat Soyuz MS-25 milik Rusia.

Ketiga angkasawan itu mendarat di padang rumput Kazakhstan 3,5 jam setelah lepas dari ISS.

Selama di luar angkasa, Kononeko telah melakukan sekitar 17,800 perjalanan mengelilingi orbit bumi dan menghabiskan waktu lebih dari 44 jam di ruang angkasa dengan 7 aksi spacewalk.


Valeri Polyakov

Rekor yang tidak terpecahkan oleh Kononeko selama kariernya yaitu rekor milik Valeri Polyakov pada 1994 hingga 1995. Polyakov memiliki rekor sebagai manusia terlama yang tinggal di luar angkasa selama 437 hari berturut-turut, artinya Kononeko tertinggal 63 hari dari Polyakov.

Selama Kononenko di ISS, 14 wahana antariksa berbeda tiba di sana, termasuk roket Starliner milik Boeing yang baru-baru ini kembali ke bumi tanpa astronaut setelah mengalami beberapa kebocoran helium. Akibatnya, astronaut NASA Butch Wilmore dan Suni Williams terdampar di luar angkasa.

Hingga saat ini belum diketahui apakah Kononeko akan terbang lagi ke angkasa. Ia juga belum memutuskan untuk pensiun sebagai angkasawan tapi ia memang mengaku bahwa perjalanan luar angkasa menjadi semakin rumit dan persiapannya juga semakin sulit.

Meskipun ia nantinya memutuskan untuk pensiun, rekornya kemungkinan akan bertahan lama karena para angkasawan Rusia juga harus keluar dari ISS pada 2025. Amerika Serikat juga kemungkinan tidak dapat memecahkan rekor Kononeko karena ISS sebentar lagi akan kembali ke bumi pada 2030 nanti.

Ada kemungkinan kosmonaut di masa depan akan mengunjungi Stasiun Luar Angkasa Tiangong milik China yang baru selesai dibangun di masa mendatang sebagai bagian dari misi bersama kedua negara untuk membuat pangkalan di bulan pada 2035.

Infografis Apollo dan Jejak Manusia di Bulan
Infografis Apollo dan Jejak Manusia di Bulan. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya