TikTok Edukasi Remaja tentang Keamanan Digital, Lindungi Diri dari Ancaman Online

TikTok serius menjaga keamanan penggunanya, terutama remaja dengan kampanye #SalingJaga dan program Teen Safety Education School Roadshow.

oleh Dinda Ariyani diperbarui 17 Okt 2024, 18:00 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2024, 18:00 WIB
Orang Tua dan Remaja Kompak Atur Privasi di Sosmed Lewat TikTok Roadshow!
Teen Safety Education School Roadshow. (Liputan6.com/Dinda Ariyani)

Liputan6.com, Jakarta - TikTok semakin serius dalam menjaga keamanan digital penggunanya dengan kampanye #SalingJaga. Kali ini, TikTok membahas soal menjaga keamanan untuk remaja dengan program Teen Safety Education School Roadshow.

“Studi dari UNICEF pada tahun 2022 menunjukkan bahwa 95% anak-anak usia 12-17 tahun di Indonesia menggunakan internet minimal 2 kali dalam sehari, dikatakan cukup tinggi, dan 500 ribu remaja menyatakan pernah menjadi korban eksploitasi seksual dan perlakuan salah lainnya yang ada di dunia maya.” Ujar Anggini Setiawan, Director of Communications TikTok Indonesia, saat konferensi pers di Jakarta, Kamis (17/10/2024). 

Untuk itu, platform video pendek ini berusaha untuk menyediakan lingkugan yang aman bagi para remaja agar tetap bisa berkreasi dengan nyaman dan bebas. Ada beberapa hal yang dilakukan TikTok untuk memastikan hal itu terjadi. 

Cara TikTok Menjaga Keamanan Digital Remaja

TikTok punya beberapa cara jitu memastikan pengalaman pengguna, khususnya remaja, tetap positif dan aman.

  • Kebijakan Batas Usia: Aplikasi TikTok membatasi usia pengguna untuk mencegah anak di bawah umur mengakses konten yang tidak sesuai.
  • Fitur Keamanan: Ada berbagai fitur seperti filter komentar dan mode privasi yang  bisa dipakai pengguna untuk mengatur kenyamanan akun mereka.
  • Kampanye Proaktif: TikTok tidak cuma menunggu, tapi aktifmengedukasi pengguna dan komunitas soal keamanan digital.

Fitur Keterlibatan Keluarga?

Supaya makin aman, TikTok juga menyediakan fitur yang memungkinkan orang tua atau wali menautkan akun mereka dengan akun sang anak. Lewat fitur ini, orang tua bisa mengontrol:

  • Screen time: Berapa lama anak boleh main TikTok per hari.
  • Konten: Memantau dan membatasi konten yang bisa diakses.
  • Privasi: Mengatur siapa saja yang boleh berinteraksi dengan akun   

Serunya Program Roadshow TikTok

Program Teen Safety Education Roadshow ini hadir untuk  mengajak remaja dan orang tua lebih paham soal keamanan digital. Acara ini akan mengunjungi berbagai sekolah di wilayah Jabodetabek selama Oktober hingga Desember 2024.

Kisah Para Kreator dan Tantangan yang Dihadapi

Orang Tua dan Remaja Kompak Atur Privasi di Sosmed Lewat TikTok Roadshow!
Kisah Para Creator dan Tantangan di Media Sosial. (Liputan6.com/Dinda Ariyani)

Roadshow ini hadir dalam dua sesi utama. Sesi pertama adalah sesi berkreasi yang mengajak para remaja untuk mengeksplor kreativitas mereka bersama dengan para kreator TikTok. 

Selain itu, ada pula sesi edukasi orang tua. Pada sesi ini, orang tua akan mendapatkan insight seputar keamanan digital serta cara mengawasi aktivitas anak di media sosial. 

Pada event itu, sejumlah kreator TikTok juga membagikan pengalaman mereka. Salah satunya adalah kreator edukasi Liana Thiana. 

Ia berbagi pengalamannya tentang komentar negatif yang diterima dapat berpengaruh ke dunia nyata. 

“Kadang komentar yang aku dapet di beberapa konten itu ada yang negatif, dan ini ngaruh banget ke dunia nyata, bahkan bikin rasa percaya diri aku turun," tutur Liana Thiana.

“Untuk itu, aku gunain fitur filter komentar di TikTok buat cegah komentar negatif yang ada di konten aku," ujarnya melanjutkan. 

Sementara itu, Halimah, seorang kreator pengasuhan anak juga menyoroti bagaimana banyak remaja terkadang kurang memikirkan dampak janagka panjang dari apa yang mereka unggah di media sosial. 

“Anak remaja sering enggak mikirin konsekuensi apa yang mereka lakukan, apalagi efek jangka panjangnya,” Kata Halimah.  

Program roadshow ini diharapkan bisa membuat remaja dan orang tua lebih sadar soal keamanan digital. Jadi, selain tetap bisa kreatif dan seru di TikTok, semua orang juga merasa aman dan nyaman dalam beraktivitas di platform ini.  

TikTok Gandeng Kominfo Lawan Hoaks di Pilkada 2024

Kolaborasi TikTok dengan Kominfo Demi Pilkada 2024 Tanpa Hoaks
Hokky Situngkir, Dirjen Aplikasi Informatika, Kementrian Komunikasi dan Informatika

Sebelumnya, TikTok hadir dengan inisiatif sosial baru untuk memastikan ruang digital tetap aman dan nyaman bagi pengguna dalam Pilkada 2024.

TikTok berkolaborasi dengan Kementerian Kominfo untuk mencegah terjadinya misinformasi dengan beberapa program sebelum Pilkada 2024 berlangsung.

Melalui program TikTok Goes to Campus, platfrom TikTok berupaya mengajak generasi muda berperan aktif dalam melawan misinformasi serta menjaga ekosistem media sosial yang sehat.

“Seiring semakin dekatnya pemilu 2024, penyebaran hoaks diprediksi akan semakin masif. Hal ini bisa merusak kepercayaan publik terhadap proses demokrasi,"” ujar Hokky Situngkir Dirjen Aplikasi Informatika, Kementerian Kominfo dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta, Rabu (16/10/2024). 

Mewujudkan Ruang Aman di Aplikasi TikTok

Untuk itu, TikTok menekankan pentingnya keamanan dan kenyamanan dalam menciptakan karya kreatif. Platform video pendek itu pun merilis panduan singkat komunitas serta kode etik yang berlaku bagi seluruh pengguna.

Selain itu, TikTok menyediakan fitur Tombol Pelaporan khusus untuk konten yang berpotensi mengandung misinformasi terkait Pilkada 2024, demi mencegah penyebaran inromasi palsu yang bisa mengganggu proses demokrasi.

Tiktok juga mendirikan Pusat Panduan Pemilu yang berfungsi sebagai sumber terpercaya seputar Pilkada.

Fitur ini diharapkan bisa mempermudah masyarakat dalam menyaring berita palsu dan memastikan informasi yang mereka konsumsi berasal dari sumber yang valid. 

Edukasi dan Kolaborasi Melalui Program TikTok Goes to Campus

Salah satu inisiatif unggulan TikTok adalah lokarya #SalingJaga dan program TikTok Goes to Campus.

Dalam program ini, platform video pendek itu melibatkan lebih dari 500 mahasiswa dari berbagai kampus untuk mendapatkan edukasi khusus tentang cara mengenali dan melaporkan hoaks. 

Mahasiswa ini kemudian ditugaskan untuk menyebarkan edukasi kepada teman-teman mereka tentang bahaya misinformasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya