Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Komdigi (Komunikasi dan Digital) terus menegaskan komitmennya untuk menciptakan ruang digital yang lebih aman, terutama anak-anak. Hal itu disampaikan oleh Menteri Komunikasi dan Digital Menkomdigi Meutya Hafid saat peringatan Hari Keamanan Berinternet 2025.
Menurut Meutya, peringatan ini menjadi momentum bagi semua negara untuk memperkuat perlindungan di dunia maya, tak terkecuali Indonesia. Terlebih, berdasarkan UNICEF, setiap setengah detik, seorang anak mengambil langkah pertama dalam dunia digital.
Baca Juga
"Namun, di balik layar yang tampak ramah, tersembunyi ancaman yang dapat mengubah perjalanan hidup seorang anak. Oleh karena itu, pemerintah tidak akan tinggal diam dan telah mengambil langkah konkret dalam memperkuat perlindungan anak di dunia digital," tutur Menkomigi dalam acara Hari Internet Aman bersama Google di Jakarta, Selasa (18/2/2025).
Advertisement
Dijelaskan pula menurut data UNICEF, jumlah pengguna internet telah mencapai 221 juta orang atau 79,5 persen dari total populasi di Indonesia.
Lalu, 9,17 persen dari mereka berusia di bawah 12 tahun, sehingga menjadikan generasi muda makin rentan terhadap ancaman siber.
Oleh sebab itu, pemerintah saat ini berupaya untuk merancang regulasi yang lebih ketat untuk perlindungan anak di dunia digital.
Menurut Meutya Hafid, saat ini beberapa negara telah menerapkan kebijakan yang dapat menjadi acuan bagi Indonesia, seperti Jerman, Prancis, Inggris, Jerman, serta Australia.
Lompatan Signifikan dalam Perlindungan Anak
Di sisi lain, Indonesia saat ini telah melakukan lompatan yang signifikan untuk meningkatkan indeks keamanan anak online. Sejak 2023, Indonesia telah naik ke kategori second quartile dalam Child Online Satefy Index, dari sebelumnya berada di urutan 26 dari 30 negara pada 2020.
"Tapi kita juga tidak cukup puas untuk berada di second quartile dalam Child Online Safety Index. Kita tentu ingin terus meningkatkan keamanan anak-anak kita di ruang digital, karena itu pemerintah saat ini terus melakukan dan memikirkan berbagai cara," tutur Menkomdigi menjelaskan.
Godok Aturan Perlindungan Anak di Ranah Digital
Untuk itu, pemerintah Indonesia saat ini tengah menggodok aturan baru untuk perlindungan anak di internet. Upaya tersebut pun sudah dilakukan sejak tahun lalu dan pemerintah pun berencana untuk mempercepat pembahasannya.
Meski aturan tersebut tengah digodok, Kementerian Komdigi telah melakukan beberapa upaya untuk menanggulangi hal tersebut. Salah satunya dimulai menerapkan Sistem Kepatuhan Moderasi Konten (SAMAN).
Advertisement
Berantas Konten Judi Online
Selain itu, Komdigi juga melakukan penindakan pada konten judi online. Dari 20 Oktober 2024 hingga 15 Februari 2025, menurut Menkomdigi, pihaknya telah melakukan take down hampir 1 juta konten, yakni sekitar 993.144 konten.
"Angka ini mungkin terlihat besar, namun demikian men-take down saja tidak cukup harus ada aturan lainnya dan harus ada tindakan-tindakan lainnya, dan harus didukung oleh berbagai perusahaan teknologi," tutur Meutya lebih lanjut.
Tidak hanya itu, pemerintah juga melakukan langkah konkret dengan memperkuat regulasi UU Nomor 1 tahun 2024 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Hal itu dilakukan penyusunan tata perlindungan anak dalam penyelenggaran sistem elektronik yang sudah memasuki tahap akhir.
Lebih lanjut menurut Meutya Hafid, pendekatan regulasi yang dilakukan pemerintah untuk melindungi anak-anak di dunia digital dilakukan karena pendekatan secara teknologi masih memiliki celah. Jadi, pemerintah perlu membuat aturan untuk mencegah anak-anak dari hal buruk.
