Pakar keamanan Internet dari Murdoch University, Dr Nik Thompson mengungkapkan keprihatinannya terkait meningkatnya penggunaan Quick Response code alias QR code.
"Karena QR Code hanya dapat dibaca oleh mesin, seperti ponsel pintar, sulit bagi seseorang untuk menentukan apa yang akan mereka download" kata Thompson, seperti dikutip dari laman PhysOrg.
Ia memaparkan, sudah banyak QR code yang digunakan untuk menyisipkan malware pada perangkat atau mengarahkan mereka ke situs yang berbahaya. Kode yang sering digunakan biasanya dalam bentuk kampanye pemasaran, seperti SMS premium.
Dalam kasus baru-baru ini, sebuah poster dengan QR code yang ditempelkan di dinding di acara konferensi keamanan IT, mengundang orang yang lewat untuk memindai kode guna memenangkan sebuah iPad. Selama konferensi berlangsung, 445 orang telah memindah kode tersebut dan mengunjungi situs web terkait.
"Hal itu menandakan bahwa banyak orang yang dengan mudahnya memindai QR code tanpa memikirkan risiko yang akan menimpa mereka, bahkan di sebuah konferensi keamanan IT sekalipun," tambah Thompson.
Untuk menghindari scammer, Thompson menyarankan untuk menggunakan pembaca QR code yang memungkinkan pengguna smartphone untuk melihat seluruh URL sebelum membuka situs web terkait.
Ia juga merekomendasikan untuk menggunakan aplikasi anti-malware yang dikembangkan oleh sebuah perusahaan keamanan internet. "Pengguna internet harus lebih waspada dalam menggunakan perangkat mobile, sama seperti saat mereka menggunakan laptop dan komputer desktop," imbuh Thompson.
Intinya, lanjut Thompson, jangan pernah login atau mengirimkan informasi ke situs web yang diakses melalui QR code. Pasalnya, kemungkinan itu adalah situs palsu yang dirancang untuk menyedot informasi pengguna.
Baca juga:
5 Hacker Cilik Dengan Kemampuan Besar
Waspadai Email Spam Pinjaman Uang, Jangan Dibalas
Sebar Pesan Spam, Path Diblokir Facebook
Negara di Eropa Timur Jadi Penghasil Spam Terbesar Dunia
Kena Hack, Sejumlah Pengguna Path Terima `Pesan Sampah`