Kabut Asap Pekat, Sekolah di Pekanbaru Kembali Diliburkan

Berdasarkan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU), kualitas udara di Pekanbaru sudah meningkat ke level berbahaya.

oleh Liputan6 diperbarui 29 Sep 2015, 07:05 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2015, 07:05 WIB
Kabut Asap Pekat, Sekolah di Pekanbaru Kembali Diliburkan
Berdasarkan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU), kualitas udara di Pekanbaru sudah meningkat ke level berbahaya.

Liputan6.com, Pekanbaru - Udara Kota Pekanbaru, Riau, sejak Senin 28 September pagi, hingga siang makin tidak bersahabat dengan penghuninya. Sudah cukup lama ibukota Provinsi Riau ini diselimuti kabut asap yang cukup pekat, gara-gara kebakaran lahan.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Selasa (29/9/2015), berdasarkan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU), kualitas udara sudah meningkat ke level berbahaya, alias tidak sehat.

Tidak mau ambil risiko, Dinas Pendidikan Riau setempat kembali meliburkan sekolah untuk waktu yang belum ditentukan. Kecuali jika kabut asap sudah menipis dan kualitas udara sudah sehat.

Di Kota Jambi, jadwal sekolah makin berantakan gara-gara bencana kabut asap. Senin 28 September pagi, sejumlah siswa sudah datang ke sekolah, namun pihak sekolah memulangkan siswa lebih cepat dari biasanya. Padahal mereka sudah diliburkan selama sepekan, karena kualitas udara sangat buruk.

Agar siswa tidak banyak ketinggalan pelajaran, mereka mendapat tugas dari guru. Ini terutama berlaku untuk siswa kelas VI SD, kelas IX SMP dan kelas XII SMA. Sebab siswa kelas akhir ini tak lama lagi akan menghadapi Ujian Akhir Sekolah (UAS).

Meski kabut asap cukup pekat dan kualitas udara pada level berbahaya, siswa SMA Negeri 19 Kota Palembang tetap bersekolah. Ini sesuai dengan pengumuman dari pihak sekolah, setelah pekan lalu diliburkan 2 hari. Mereka pun terpaksa menggunakan masker, karena kabut asap masih pekat. Pihak sekolah masih menunggu kebijakan dari Dinas Pendidikan, untuk kembali meliburkan sekolah.

Kabut asap ini merupakan kiriman dari Ogan Komering Ilir. Meski upaya pemadaman terus dilakukan, aksi pembakaran masih saja marak. Dari pantauan BMKG, masih terdapat 229 titik api di kabupaten ini. (Dan/Mvi)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya