Liputan6.com, Medan - Kopi yang kita kenal selama ini adalah minuman beraroma khas, mudah didapat, dan dinikmati di sela-sela waktu santai.
Namun bagi seorang seniman lukis di Medan, Sumatera Utara, bubuk kopi jadi media utama pewarna lukisan bernilai seni tinggi, sekaligus menyampaikan pesan moral.
Baca Juga
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Senin (5/10/2015), beragam lukisan beraliran realis dekoratif yang terpajang di rumah ini adalah hasil goresan kuas Morris Alexander Siregar.
Advertisement
Seorang seniman yang menumpahkan imajinasi lukisnya dari bahan dasar tak lazim yaitu bubuk kopi. Tanpa menggunakan cat pewarna lain.
Lebih dari 10 lukisan berbahan pewarna kopi terpajang di sanggarnya. Morris biasanya mampu menyelesaikan 10 buah lukisan dalam waktu sebulan. Sedangkan tema yang digemarinya adalah spiritualistik dan marjinalisasi kaum urban.
Morris memulai polesan dengan warna hitam klasik, dengan cara membasahi bubuk kopi dengan sedikit air. Terkadang ia membubuhkan sedikit lem agar bubuk kopi menempel di kain kanvas.
Sebelum menggunakan bahan bubuk kopi, Morris pernah mengekspresikan imajinasinya menggunakan bubuk teh, limbah sawit, biji kopi, abu rokok, dan kulit telur.
Menurut Morris, melukis dengan bahan tunggal tak lazim lebih menantang daya kreatifitas.
Dari bubuk kopi, Morris berhasil mengimprovisasi lebih dari 10 jenis varian warna. Selain itu, aroma bubuk kopi juga mempengaruhi inovasi setiap lukisan.
Rencananya Morris akan memamerkan 20 lukisan berbahan dasar kopi pada bulan November mendatang. (Nda/Ron)