Segmen 4: Sampah Ibukota hingga Ironi Kabut Asap

Polemik pengelolaan sampah di Ibukota masih belum terurai hingga alokasi dana penanganan kabut asap di bawah 0,1% dari dana APBD.

oleh Liputan6 diperbarui 06 Nov 2015, 08:45 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2015, 08:45 WIB
20151105-Penyumbang-Sampah-Terbesar-Jakarta-YR
Tumpukan sampah terlihat di tempat penampungan sampah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Kamis (5/11/2015). Sementara daerah Pasar Induk Kramat Jati setiap harinya dapat menghasilkan 190 ton sampah, atau sekita 10 tronton. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Polemik pengelolaan sampah di Ibukota masih belum terurai. Tumpukan sampah limbah rumah tangga masih terlihat di beberapa ruas jalan. Hal itu dikarenakan kesepakatan dengan warga Cileungsi, Bogor, Jawa Barat jika truk sampah hanya boleh lewat pada pukul 21.00 sampai pukul 05.00 WIB.

Sementara kabut asap menjadi bencana langganan. Ironisnya karena alokasi dana penanganan kabut asap di bawah 0,1% dari dana APBD. Bahkan Jambi dan Kalimantan Barat tak sepeser pun mengalokasikan dananya untuk bencana kabut asap ini. (Vra/Mut)

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya