Pantang Menyerah: Kisah Atlet Golf Tunanetra Pertama di Indonesia

Melalui olahraga golf, penyandang tunanetra bisa melakukan banyak hal seperti orang lain.

oleh Liputan6 diperbarui 06 Nov 2015, 14:46 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2015, 14:46 WIB
Pantang Menyerah: Kisah Atlet Golf Tunanetra Pertama di Indonesia
Melalui olahraga golf, penyandang tunanetra bisa melakukan banyak hal seperti orang-orang lain.

Liputan6.com, Jakarta - Kegiatan olahraga bisa dilakukan siapa saja, termasuk orang yang berkebutuhan khusus. Salah satunya adalah Aria Indrawati. Bermain golf menjadi kegiatan rutin Aria semenjak tiga tahun terakhir ini. Sekilas tidak tampak bahwa Aria tunanetra. Karena serius berlatih, kemampuan Aria bermain golf terus membaik.

Sejauh ini Aria bisa disebut sebagai atlet golf penyandang tunanetra pertama di Indonesia. Baru-baru ini di tahun 2015, Aria mewakili Indonesia dalam kejuaraan golf tunanetra di Jepang.

Menekuni olahraga golf bukan semata hobi. Aria ingin membuktikan penyandang tunanetra tak perlu dikasihani atau merepotkan orang lain. Penyandang tunanetra bisa melakukan banyak hal seperti orang lain.

Aria Indrawati lahir di Surabaya 50 tahun lalu, dari pasangan Koeswandi dan Sutiani. Anak keempat dari tujuh bersaudara ini buta sejak lahir.

Sejak kecil rasa ingin tahu Aria sangat tinggi. Kebutaan tidak menghalanginya menambah pengetahuan di segala bidang, walau Aria harus berusaha ekstra keras.

Perjalanan hidup Aria tidak semudah anak-anak sebayanya. Fasilitas untuk penyandang tunanetra sangat terbatas. Sejumlah lembaga pendidikan bahkan terus terang menolak memberi kesempatan pada penyandang tunanetra. Aria merasa mendapat perlakuan tidak adil.

Pantang menyerah meraih pendidikan terbaik, Aria tetap sekolah di sekolah umum. Tahun 1988, Aria lulus sarjana hukum di Universitas 17 Agustus Semarang, dengan IPK 3,55. Aria bahkan sempat delapan tahun menjadi dosen. Tapi aria belum puas.

Aria ingin berbuat lebih banyak untuk para penyandang tunanetra. Sekarang Aria bertugas sebagai Ketua Umum Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni), Aria juga bertindak sebagai pembimbing para tunanetra di Yayasan Mitra Netra.

Aria aktif berkarya bukan hanya di dalam negeri. Aria adalah anggota komite eksekutif, Persatuan Tunanetra Dunia di kawasan Asia Tenggara. Sosok Aria telah menginspirasi banyak orang.

Aria berharap pemerintah memberi perhatian lebih pada upaya memperbaiki sarana pendidikan bagi para penyandang cacat.

"The more we give, the more we get, yang berarti semakin banyak kita memberi, semakin banyak juga kita akan menerima," moto Aria Indrawati.

Saksikan kisah Aria Indrawati selengkapnya dalam Pantang Menyerah yang ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Jumat (6/11/2015), di bawah ini. (Dan/Sun)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya