Rais Syuriah PBNU: Indonesia Dibangun dengan Acuan Nilai Keadilan

Rais Syuriah PBNU KH Masdar Farid Mas'udi menilai maraknya isu SARA sebagai ujian kedewasaan bangsa.

oleh Liputan6 diperbarui 07 Apr 2017, 07:59 WIB
Diterbitkan 07 Apr 2017, 07:59 WIB
Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Masdar Farid Mas'udi
Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Masdar Farid Mas'udi (Liputan 6 SCTV).

Liputan6.com, Jakarta - Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Masdar Farid Mas'udi menilai masyarakat Indonesia bisa menjalani keberagaman dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal ini tanpa harus mengabaikan nilai-nilai agama yang diyakini dalam wujud menjaga privasi politik setiap individu.

Namun, seperti ditayangkan Merawat Persatuan dalam Liputan 6 Pagi SCTV, Jumat (7/4/2017), Masdar mengingatkan agar tidak membicarakan pilihan politik berdasar agama di ruang publik. Sebab, hal tersebut hanya akan memunculkan pertentangan dan memicu perpecahan.

"Jadi berkaitan dengan keyakinan, iman itu privat. Tapi berkaitan dengan akhlak, itu memang publik. Dan acuan yang bersifat inklusif, akhlak itu adalah keadilan," jelas Masdar.

Masdar menambahkan, maraknya isu-isu yang mengoyak persatuan sebagai ujian bagi kedewasaan bangsa Indonesia. Ia pun menekankan agar nilai-nilai keadilan dapat berjalan dengan baik, sehingga isu SARA tidak terus berkembang.

"Ini (Indonesia) adalah negara bangsa. Acuannya adalah nilai yang dijunjung tinggi semua agama, oleh semua ajaran moral tinggi yaitu keadilan," tutup Masdar.

Bagaimana pemikiran Rais Syuriah PBNU KH Masdar Farid Mas'udi untuk menjaga keutuhan NKRI? Saksikan selengkapnya dalam Merawat Persatuan berikut ini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya