Asian Games 2018: Inasgoc Masih Kekurangan Sponsor Lokal

Inasgoc masih menunggu keikutsertaan pihak swasta nasional untuk jadi sponsor Asian Games 2018.

oleh Luthfie Febrianto diperbarui 14 Nov 2017, 15:00 WIB
Diterbitkan 14 Nov 2017, 15:00 WIB
Erick Thohir, SEA Games 2017
Ketua Inasgoc, Erick Thohir masih menunggu partisipasi pengusaha nasional untuk mensponsori Asian Games 2018

Liputan6.com, Jakarta - Indonesian Asian Games Organizing Committee (Inasgoc) masih menunggu keikutsertaan pihak swasta nasional untuk jadi sponsor Asian Games 2018. Hal itu disampaikan oleh Ketua Inasgoc, Erick Thohir dalam acara penandatanganan sponsor dengan Pocari Sweat, perusahaan minuman asal Jepang di Jakarta, Selasa (14/11/2017).

"Saya harapkan jangan sampai seperti yang dibilang Pak Wakil Presiden kemarin, sponsornya asing semua. Makanya kemarin BUMN ada yang masuk. Yang belum itu swasta nasional," ujar Erick.

Erick mengakui, pihak Inasgoc masih kekurangan sponsor terutama sponsor uang. Presentase dana dari sponsor untuk Asian Games sendiri yaitu 20 persen. Sebanyak 80 persen sisanya bersumber dari pemerintah.

Sebelumnya, Inasgoc mengestimasi dana untuk keperluan Asian Games sekitar Rp 8,6 triliun. Namun, setelah mengalami efisiensi, Inasgoc menargetkan memiliki dana minimal Rp 5,6 triliun.

 

 

 

Kalkulasi Sponsor

Tourist Information Center Sumsel Siap Sambut Asian Games 2018
Menyambut Asian Games 2018, pelayanan dan kemudahan informasi bagi wisatawan terus dikembangkan pemerintah provinsi Sumatera Selatan.

Lebih lanjut, Erick menuturkan pihaknya baru akan mengkalkulasi total dana dari sponsor pada Januari dan Februari tahun depan. Pasalnya, ada sponsor yang masuk berupa dukungan produk selain finansial.

"Kita prioritaskan cash. Namun, yang namanya produk itu servis. Hal-hal ini bagian dari servis. Servis sendiri macam-macam," ujar Erick.

Apresiasi OCA

Kinerja Indonesia mempersiapkan Asian Games 2018 ternyata mendapat apresiasi dari Olympic Comittee Asia (OCA). Erick menuturkan, OCA memuji kinerja Indonesia di tengah mepetnya waktu yang tersedia.

"Kalau dari OCA dibilang sudah bagus, itu luar biasa. Ingat, Asian Games kepengurusan sekarang baru aktif Februari 2016. Jadi baru satu tahun lebih bekerja," ujar Erick.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya