Takut Kulit Menghitam, Alasan Jonatan Christie Pilih Bulu Tangkis

Jonatan Christie merebut medali emas cabang bulu tangkis nomor tunggal putra Asian Games 2018.

oleh Ahmad Fawwaz Usman diperbarui 31 Agu 2018, 08:40 WIB
Diterbitkan 31 Agu 2018, 08:40 WIB
Pebulutangkis tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie
Pebulutangkis tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie (Foto: Balgoraszky Arsitide Marbun/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Bulu tangkis memang telah jadi olahraga pilihan yang digeluti Jonatan Christie sejak kecil. Namun, bukan Jonatan sendiri yang mengambil keputusan itu. Peran sang ayah, Andreas Adi Siswa, dalam hal ini sangat besar.

Jonatan Christie tengah jadi pusat pembicaraan seiring kesuksesannya di Asian Games 2018. Itu karena ia mampu meraih medali emas tunggal putra bulu tangkis Asian Games usai mengalahkan Chou Tien-chen (Taiwan) di Istora Gelora Bung Karno (GBK), Selasa (28/8/2018).

Saat dikunjungi Liputan6.com di Lapangan Pelatnas PB PBSI, Cipayung, Jakarta, Kamis (30/8/2018), Jonatan membeberkan momen pertama yang membuatnya memegang raket. Usianya saat itu masih 6 tahun.

"Saya mulai pertama main bulu tangkis itu agak sedikit unik, dari SD ada ekstrakurikuler sepak bola, bulu tangkis, basket. Biasanya kalau ekskul itu kita setelah jam pelajaran selesai, otomatis itu siang. Papa waktu dulu milih bulu tangkis karena indoor, hanya karena takut anaknya hitam (kulit)," ujar Jonatan Christie yang kini akrab disapa Jojo itu.

"Itu pertama kali. Sebelum itu saya benar-benar tidak pernah tahu atlet bulu tangkis siapa, saya enggak pernah tahu bulu tangkis itu bagaimana, jadi ya sudah asal ikut saja. Apa kata Papa ya saya ikuti," pebulu tangkis berusia 20 tahun itu menambahkan.

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di sini.

Gelar Prestisius

Bulutangkis : Jonatan Christie
Pebulutangkis Indonesia, Jonatan Christie, melakukan selebrasi usai menaklukkan wakil China Taipei, Chou Tien Chen, pada final tunggal putra bulutangkis di Istora Senayan, Selasa (28/8/2018). Jonatan menang 21-18, 20-22, 21-15. (Bola.com/Peksi Cahyo)

Meski alasannya terbilang lucu, terbukti pilihan sang ayah untuk mengarahkan Jonatan ke bulu tangkis memang tepat. Di usia yang kini terbilang masih muda, ia sudah menikmati beberapa gelar prestisius, salah satunya adalah emas tunggal putra Asian Games 2018.

Berselang setahun setelah pertama kali memegang raket, Jonatan menjalani pertandingan pertamanya di usia 7 tahun. Pertandingan pertamanya itu berakhir dengan kekalahan hingga membuat pria kelahiran 15 September 1997 itu menangis.

Sempat Menangis

"Di pertandingan antar (regional) Jakarta Timur. Itu saya masih ingat, saya kalah, dan setelah itu saya menangis. Karena itu baru pertandingan pertama saya ikut bertanding, kalah ya biasa anak kecil pasti nangis. Jadi memang pengalaman lucu juga sih," Jonatan mengakui.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya