Peternak Ikan Patin Jaring Untung dari Pemakaian Pakan Fermentasi

Pemakaian pakan fermentasi telah menguntungkan para peternak ikan patin karena bobot berat ikan dapat bertambah.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 02 Apr 2014, 19:00 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2014, 19:00 WIB
Peternak Ikan Patin Reguk Untung dari Pemakaian Pakan Fermentasi
Pemakaian pakan fermentasi telah menguntungkan para peternak ikan patin karena bobot berat ikan dapat bertambah.

Liputan6.com, Tulungagung Peternak ikan patin mengungkapkan pemakaian pakan fermentasi dapat meningkatkan bobot berat ikan patin sehingga membantu hasil produksi dan harga jual ikan patin.

"Di tempat lain belum bisa 6 bulan  sejak bibit (5 cm) beratnya lebih dari 1 kg," kata Imam Suparni, peternak ikan patin di Kecamatan Sumur Gempol, Tulungagung Jawa Timur, Rabu (2/4/2014).

Kata dia, selain menambah berat badan, penggunaan pakan fermentasi juga relatif lebih aman. Hal ini dikarenakan pakan tersebut tidak mengembang selama di perut ikan.

Pakan fermentasi patin ini berisi satu bungkus bakteri pengurai (prebiotik) dengan komposisi Basillus sp, Lactobacillus sp, Nitrobacter sp dan Rodhobacter sp  dimasukan ke dalam drum ukuran 200 liter. Lalu ditambah katul sebanyak 5 kg dan air gula merah sebanyak 5 liter. Selanjutnya difermentasikan selama 4 hari.

Lanjutnya, setelah 4 hari larutan itu digunakan untuk dicampur dengan bahan pakan berupa sagu dengan perbandingan 5 liter larutan dibanding 30 kg sagu. Lalu didiamkan selama sehari untuk selanjutnya digunakan.

Imam menuturkan, selain pakan, masalah sirkulasi air juga berpengaruh terhadap berat ikan. "Per meter persegi jangan lebih 16 ekor ikan," ujar Imam.

Dari penggunaan pakan fermentasi, ia mengaku, kolam ikan seluas tiga hektar yang dimilikinya mampu menghasilkan ikan 450 ton setahun. Dari hasil produksi ikan patin tersebut dijual ke pabrik dan pasar. Harga jualnya Rp 13.750 per kg untuk disetor ke pabrik dan untuk pasar lokal Rp 11 ribu per kg.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya