Usul Tarif Naik 20%, Pelni Bisa Tekan Rugi Rp 220 Miliar/Tahun

PT Pelni (Persero) memperkirakan jika harga tiket dinaikan 20% maka bisa menekan kerugian hingga Rp 220 miliar per tahun.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 10 Apr 2014, 19:33 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2014, 19:33 WIB
Pelni
(Foto: Antara)

Liputan6.com, Jakarta PT Pelni (Persero) memperkirakan jika harga tiket dinaikan 20% maka bisa menekan kerugian hingga Rp 220 miliar per tahun.

Direktur Utama PT Pelni Syahril Japarin
mengatakan, Pelni sudah sejak 2009 tidak melakukan kenaikan harga tiket, karena itu saat ini Pelni ingin melakukan kenaikan harga tiket untuk menekan kerugian.


"Mengurangi kerugian yang ada. Kita lihat baru diproses. Kita belum terima Surat Keputusan dari pak menteri," kata Syahril, di Jakarta, Kamis (10/4/2014).

Syahril mengungkapkan, jika kenaikan harga tiket dilakukan dengan besaran 20% maka akan menekan kerugian Rp 220 miliar per tahun.

Namun jika keputusan kenaikan harga tiket ditetapkan Mei, maka kerugian yang ditekan hanya Rp 150 triliun.

"Itu nggak untung. Itu mengurangi. 20% itu Rp 220 miliat per tahun, kurang empat bulan. Jadi 3/4 Rp 150 miliar sisa waktu berkurang," ungkap dia.

Pelni mengusulkan kenaikan tarif sebesar 20% per penumpang per mil, untuk angkutan laut kelas ekonomi.

Direktur Komersial Pelni Daniel E Bangonan mengatakan, jika tarif tiket tersebut naik 20% maka akan menjadi Rp 492,48 per penumpang per mil dari sebelumnya Rp 409,55 per penumpang per mil, usulan ini sudah didiskusikan dengan Kementerian Perhubungan.


Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya