Liputan6.com, Jakarta Senyum lebar mengiasi wajah Hadi Poernomo saat memasuki auditorium Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) kemarin siang, Senin (21/4/2014). Di dalam ruangan telah menunggu puluhan awak media.
Memang, Senin kemarin, pria kelahiran Pamekasan, Jawa Timur ini sengaja mengundang awak media untuk ikut merayakan hari terakhirnya menduduki jabatan sebagai Ketua BPK.
Setelah duduk dengan senyum lebar yang masih tersungging di wajahnya, mantan Direktur Jenderal Pajak ini menyampaikan rasa terima kasih pada semua pihak yang telah mendukung dirinya selama menjabat sebagai ketua BPK.
Advertisement
"Hari ini adalah hari terakhir saya menduduki posisi teratas di lembaga auditor keuangan negara ini," tuturnya Senin (21/4/2014).
Setelah itu, dia mempersilahkan para wartawan untuk melontarkan pertanyaannya. Satu demi satu pertanyaan dijawabnya dengan mantap. Bahkan, sesekali menyelipkan canda di jawabannya sehingga mengundang tawa yang hadir.
Sesekali, ia menunjukkan raut wajah serius saat menjawab beberapa pertanyaan. Namun, senyuman ceria di wajahnya tetap tak hilang.
Setelah semua pertanyaan dijawabnya, salah satu staf BPK mengumumkan jika hari itu ia juga sedang merayakan hari kelahiran. Dengan wajah sumringah, bersama-sama, Hadi ikut menyanyikan lagu ulang tahun dengan suara lantang sambil bertepuk tangan.
Acara selanjutnya adalah pemotongan tumpeng sebagai rasa syukur ia telah berusia 67 tahun. Namun sebelumnya, Hadi sedikit bercerita tentang profilnya. "Saya lahir pada 21 April 1947. Saya jadi PNS sejak 1965, waktu itu baru lulus SMA. Pada 2009, saya jadi Ketua BPK sampai sekarang saya harus pensiun di hari ulang tahun saya," ujar dia dengan raut wajah serius.
Pria yang juga pernah mencatatkan namanya sebagai Kepala Bidang Ekonomi di Dewan Analisis Strategis Badan Intelijen Negara (BIN) ini juga mengajak seluruh yang hadir saat itu untuk berdoa. Hadi terlihat khusuk saat membacakan surat Al-Fatiha dengan suara pelan.
Setelah itu, acara pemotongan tumpeng pun dilakukan masih dengan suasana ceria nan hangat. Hadi terlihat sangat lepas melontarkan canda dan menunjukkan tawa lebarnya.
Sama sekali tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan bahwa Hadi bakal menerima `kado ulang tahun` spesial dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berupa penetapan sebagai tersangka atas kasus pajak.
Kasus yang menderanya itu bersumber saat dia masih menjabat sebagai Direktur Jenderal Pajak pada 2001. Tentu saja, Hadi mungkin tak menyangka, di hari ia merayakan pensiun dan juga ulang tahun, ada hadiah istimewa lain yang didapatkan.