Visi Kedaulatan Pangan Kedua Capres Masih Banyak Lubang

Visi misi kedua calon presiden dan calon wakil presiden menyisakan pertanyaan besar bagaimana strategi dan mengimplentasikan ke depan.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 30 Mei 2014, 12:26 WIB
Diterbitkan 30 Mei 2014, 12:26 WIB
Sawah (Ilustrasi)
Sawah (Antara Foto)

Liputan6.com, Jakarta - Visi dan Misi Kedualatan Pangan yang diusung oleh dua pasang calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang maju pada pemilihan presiden (pilpres) 9 Juli mendatang dianggap masih memiliki banyak lubang yang perlu diperjelas mengenai cara mencapai visi misi tersebut dalam jangka waktu 5 tahun ke depan.

Koordinator Nasional Aliansi untuk Desa Sejahtera (ADS), Tejo Wahyu Jatmiko mengatakan, masyarakat harus pintar menakar visi dan Misi Kedaulatan Pangan dari kedua pasang capres dan cawapres agar jelas dan tidak saling tumpang tindih.

"Visi misi keduanya mengenai pangan masih belum utuh dan cenderung bombastis. Keduanya mengartikan kedaulatan pangan sebatas pada wilayah produksi semata. Keduanya banyak mengungkapkan janji tanpa berpijak pada realitas yang ada," ujarnya dalam diskusi Menakar Janji Capres untuk Wujudkan Kedaulatan Pangan, di Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (30/5/2014).

Dia menerangkan, secara umum visi misi yang ditawarkan tim Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK) lebih rinci dibandingkan tim Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa (Probowo-Hatta). Tetapi visi misi keduanya menyisakan pertanyaan besar bagaimana strategi dan mengimplentasikan ke depan.

"Misalnya tim Jokowi-JK menjanjikan untuk land reform 9 juta hektar (ha), akan dilakukan dimana? Belum lagi janji untuk menyediakan 2 ha bagi 18 juta petani gurem, pencetakan sawah baru dan lahan kering seluas masing-masing seluar 1 juta ha akan menggunakan lahan siapa?" katanya.

Sementara itu Ketua Pokja Sawit ADS A Surambo mengatakan, visi misi Prabowo-Hatta yang dengan jelas mencanangkan program yang bukan untuk petani kecil. Hal ini kerana strategi yang diterapkan melalui Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) untuk menambah lahan pangan 2 juta untuk sawah dan 2 juta untuk biodiesel menargetkan penyerapan tenaga kerja sebanyak 12 juta orang.

"Ini berarti menempatkan petani sebagai pekerja dan bukan pengelola pangan," tandas dia. (Dny/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya