Jadi Opsi Terakhir, RI Tetap Kembangkan Nuklir

"Penguasaan teknologi nuklir tetap kami jalankan. Bukan berarti kami hambat," ujar Anggota Dewan Energi Nasional Renaldi Dalimi.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 13 Jun 2014, 19:54 WIB
Diterbitkan 13 Jun 2014, 19:54 WIB
Ilustrasi Nuklir
(Foto: Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam Kebijakan Energi Nasional (KEN) telah ditetapkan nuklir menjadi energi pilihan terakhir. Meski begitu, Indonesia masih mengembangkan teknologi nuklir.

Anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Renaldi Dalimi mengatakan, teknologi nuklir memang masih dikesampingkan dalam prioritas energi. Pasalnya, masih ada sumber energi lain yang bisa dikembangkan.

"Kami punya prioritas pembangunan energi. Pertama maksimumkan pembangunan energi baru terbarukan. Kedua, kurangi penggunaan BBM dan tingkatkan gas bumi. Ketiga, maksimumkan batu bara sebagai penyeimbang, dan nuklir sebagai alternatif terakhir," kata Renaldi,  dalam konfrensi pers di Kantor DEN, Jakarta, Jumat (13/6/2014).

Meski begitu, Indonesia akan tetap mengembangkan teknologi nuklir. Pasalnya teknologi yang dikhawatirkan khalayak tersebut dapat dimanfaatkan untuk pertanian dan kesehatan.

"Penguasaan teknologi nuklir tetap kami jalankan. Bukan berarti kami hambat," ungkapnya.

Sedangkan ketika ditanyakan tentang salah satu visi misi Calon Presiden dan Wakil Presiden yang akan menghentikan penggunaan teknologi nuklir sebagai suber energi. Rinaldi enggan berkomentar.

Ia hanya menegaskan DEN tidak menutup kemungkinan penggunaan teknologi nuklir namun juga tidak membuka lebar penggunaan teknologi nuklir.

"Nuklir, kami tidak masuk ranah politik kampanye sekarang. Tetapi termasuk poin hangat, akhirnya memang kami terbagi dua, tetap keduanya bergabung pilihan terakhir tidak tutup dan kami juga tidak buka," pungkasnya.  (Pew/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya