Rupiah Anjlok Tapi Pedagang Tempe Tak Lagi Menjerit, Kenapa?

Harga kedelai tak naik tinggi meski rupiah terpuruk.

oleh Nurmayanti diperbarui 25 Jun 2014, 11:13 WIB
Diterbitkan 25 Jun 2014, 11:13 WIB
Pekerja menata tempe Bumbung (tempe yang dicetak menggunakan bambu) di desa Wali Telon, Temanggung, Jateng. Tempe bumbung banyak digemari masyarakat karena rasanya yang lebih khas.(Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Keterpurukan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kian dalam hingga menembus Rp 12 ribu. Namun tak seperti biasanya, pedagang tempe kali ini tak lagi berteriak kepada pemerintah karena harus menanggung tingginya harga kedelai-bahan baku tempe-akibat anjloknya rupiah.

Ternyata, itu karena adanya kebijakan pemerintah untuk menstabilkan harga kedelai di dalam negeri meski rupiah melemah. Caranya dengan menyiapkan stok besar untuk memenuhi kebutuhan bahan baku kedelai pengusaha tempe.

Ketua DPD Koperasi Perajin Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Jabar, Asep Nurdin mengakui jika harga kedelai tak naik tinggi meski rupiah terpuruk. Itu akibat keterlibatan pemerintah dalam stok dan lainnya.

Pemerintah pun meminta pedagang tak menaikkan harga tinggi secara sepihak. "Ada tekanan dari Kemendag pada rapat koordinasi persiapan puasa pada 9 Juni 2014 lalu," jelas dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Rabu (25/6/2014).

Dia menyebutkan saat ini harga bahan baku kedelai sebesar Rp 7.000 per kilogram (kg). Sementara harga di tingkat perajin tahu dan tempe mencapai Rp 8.200 sampai Rp 8.300 per kg.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi mengungkapkan, stok kedelai Indonesia cukup untuk memenuhi kebutuhan domestik 3,9 bulan. Dia juga memastikan harga kedelai sampai saat ini masih sesuai harga referensi.

"Ada lebih dari 450 ribu ton kedelai dan paling tidak dalam waktu tiga bulan ini, pelemahan rupiah tidak akan berimbas ke harga kedelai. Tapi setelah itu, kita lihat lagi," ungkap.

Senada, Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Khrisnamurti mengaku telah membuat kesepakatan dengan pedagang kedelai, termasuk pedagang tempe supaya menjaga stabilitas harga sampai dengan lebaran.

"Sampai lebaran nanti, penyesuaian harga akibat pengaruh kurs tidak akan dilakukan. Dan mereka menyetujuinya. Karena ini nggak perlu disikapi dengan terburu-buru dalam hitungan hari," terang dia. 

 

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya