Laba Bank Danamon Turun 25% di Semester I

Kredit perseroan tumbuh 13 persen menjadi Rp 141 triliun selama semester pertama 2014.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 17 Jul 2014, 19:45 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2014, 19:45 WIB
danamon-akuisisi-.jpg

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Danamon Tbk (BDMN) mencatatkan penurunan laba bersih sekitar 25 persen menjadi Rp 1,48 triliun pada semester I 2014 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,98 triliun.

Direktur Keuangan PT Bank Danamon Tbk, Vera Lim menuturkan, penurunan laba itu karena penerapan regulasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mulai diberlakukan pada 1 Maret 2014 tentang premi asuransi. Selain itu juga mengenai laba ditahan.

"Ini ada aturan OJK. Ada pendapatan yang tidak bisa diakui sekaligus, pengakuan biasa bisa depan, per Maret ada namanya amortisasi," kata dia dalam paparan kinerja keuangan, Jakarta, Kamis (17/7/2014).

Vera menambahkan, hal lain yang membuat laba perseroan menurun adalah beban bunga. Hal itu mengingat suku bunga acuan/BI Rate di kisaran 7,5 persen, sehingga cukup memberatkan biaya operasional. "Pendanaan kuartal II sangat ketat," lanjut dia.

Pendapatan bunga bersih perseroan naik tipis 1 persen menjadi Rp 6,74 triliun sepanjang enam bulan pertama 2014 dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 6,68 triliun.

Meski kinerja laba turun, perseroan mencatatkan pertumbuhan kredit yang cukup signifikan pada semester I 2014. Pertumbuhan kredit perseroan mencapai 13 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

"Bank Danamon hari ini mengumumkan pertumbuhan kredit sebesar 13 persen menjadi Rp 141 triliun pada semester pertama tahun 2014 dibandingkan Rp 124 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya," tukas dia.

Pertumbuhan kredit perseroan terbesar berasal dari kredit untuk segmen korporasi sebesar 34 persen menjadi Rp 16,6 triliun pada semester I 2014. Lalu kredit untuk segmen usaha kecil dan menengah (UKM) naik 16 persen menjadi Rp 22,9 triliun. Kredit otomotif melalui Adira Finance tumbuh sebesar 7 persen dibandingkan semester I 2013 menjadi Rp 49 triliun.

"Sektor otomotif secara perlahan mulai pulih setelah adanya penyesuaian atas dampak dari aturan down paymen," kata Vera. (Amd/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya