Pembatasan Solar Bersubsidi Tak Pengaruhi Industri Kecil

Meski industri kecil menengah tidak menggunakan solar sebagai bahan baku tetapi kalau berlangsung lama akan berdampak terhadap industri.

oleh Septian Deny diperbarui 12 Agu 2014, 14:05 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2014, 14:05 WIB
Ilustrasi Solar naik (5)
Ilustrasi Solar naik (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta - Kebijakan pemerintah terkait pembatasan solar bersubsidi dinilai tidak berpengaruh besar terhadap industri kecil dan menengah (IKM).

Direktur Jenderal IKM Kementerian Perindustrian, Euis Saedah mengatakan, hal ini lantaran solar bukan merupakan bahan baku utama dalam proses produksi IKM.

"Pembatasan solar tidak terlalu terasa bagi IKM karena bukan bahan baku utama. Sementara ini belum berpengaruh. Tetapi memang kalau terus-terusan begini juga akan berpengaruh," ujar Euis di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Selasa (11/8/2014).

Dia mengungkapkan, pengaruh pembatasan solar ini hanya sekitar 5 persen terhadap ongkos produksi sehingga masih bisa tertutupi dari keuntungan yang didapatkan IKM.

"Saya menduga keuntungan produsen alas kaki misalnya, berkisar 25 persen-30 persen, selama mereka terkurangi 5 persen namun dengan volume penjualan yang masih tetap masih bisa bertahan," lanjutnya.

Menurut Euis, IKM yang paling mendapatkan pengaruh dari pembatasan solar ini yaitu IKM dari sektor makanan yang biasanya secara keuntungan tidak terlalu tinggi. Namun jika produsen mampu mengatur strategi produksi dan penjualan dengan baik, maka pembatasan tersebut seharusnya tidak menjadi masalah.

"Itu kalau turn overnya cukup cepat dan banyak. Makanan juga fleksibel, artinya mereka bisa berkompromi dengan mengurangi ukuran atau menambah sedikit biaya penjualan. Pasar kalau sudah ketergantungan dengan suatu produk, harga naik sedikit tidak masalah, mereka akan bisa memahami," kata dia.

Meski demikian, Euis tetap mengingatkan agar para pelaku IKM terus mengembangkan pasarnya. Karena dengan permintaan yang besar, hambatan yang timbul akan semakin mudah dihadapi. "Caranya dengan memperluas pasar, karena kalau sudah lebih banyak (pasar), mereka akan lebih stabil lagi," tandasnya. (Dny/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya