Olahraga jadi Tren Gaya Hidup di Indonesia, Ini Buktinya

Olahraga bukan lagi sekadar hobi, tetapi telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Indonesia. Sebuah survei terbaru dari Populix mengungkap bahwa 94% responden rutin berolahraga setidaknya seminggu sekali.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 08 Feb 2025, 14:00 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2025, 14:00 WIB
Ilustrasi wanita berolahraga
Ilustrasi wanita berolahraga. Olahraga bukan lagi sekadar hobi, tetapi telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Indonesia. Sebuah survei terbaru dari Populix mengungkap bahwa 94% responden rutin berolahraga setidaknya seminggu sekali. (copyright Freepik)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Olahraga bukan lagi sekadar hobi, tetapi telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Indonesia. Sebuah survei terbaru dari Populix mengungkap bahwa 94% responden rutin berolahraga setidaknya seminggu sekali.

Kebiasaan ini menunjukkan bahwa kesadaran akan pentingnya kesehatan fisik semakin meningkat, dengan banyak orang memilih olahraga yang praktis dan mudah dilakukan di sekitar tempat tinggal mereka.

Populix baru-baru ini meluncurkan laporan bertajuk “Understanding Indonesia’s Sports Trends” yang meneliti minat masyarakat Indonesia terhadap aktivitas olahraga. Penelitian ini mengungkap bahwa mayoritas masyarakat kini menjadikan olahraga sebagai bagian dari gaya hidup mereka. Meskipun begitu, sebagian besar masih memprioritaskan olahraga yang mudah dan nyaman dilakukan di rumah maupun di lingkungan tempat tinggal mereka.

“Dari 1.030 responden survei kami, 94%-nya mengaku secara rutin berolahraga, setidaknya seminggu sekali. Meskipun sebagian besar berolahraga secara mandiri, sebagian kecil responden juga tergabung di komunitas olahraga," ujar VP of Research Populix, Indah Tanip, dikutip Sabtu (8/2/2025).

Komunitasnya pun beragam, baik cabang olahraga berkelompok, maupun komunitas olahraga perseorangan seperti gym, bersepeda, berenang, juga lari. Hal ini menunjukkan keseriusan masyarakat dalam menjadikan olahraga sebagai bagian dari gaya hidup."

 

Kebiasaan Berolahraga Pagi di Sekitar Rumah

[Fimela] Olahraga di gym
Ilustrasi olahraga | unsplash.com... Selengkapnya

Mayoritas responden (68%) berolahraga hanya satu hingga dua kali seminggu, sedangkan 23% responden mengaku berolahraga lebih rutin hingga tiga atau empat kali dalam seminggu; dan 6% berolahraga setiap hari. Bila ditanya waktu paling pas untuk berolahraga, 58% memilih pagi hari, diikuti sore hari dengan 32%.

Kemudian untuk lokasi, sebagian besar (42%) masih nyaman berolahraga di rumah, kemudian 23% berolahraga di lapangan dekat tempat tinggal. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat cenderung melakukan olahraga yang nyaman dan mudah dilakukan.

 

Badminton dan Lari Paling Populer

Lama Tidak Olahraga dan Ingin Memulainya Kembali? Begini Tips Persiapkan Diri agar Semakin Konsisten
Ilustrasi perempuan berolahraga di gym. (c) Southtownboy/Depositphotos.com... Selengkapnya

Menurut survei Populix, 90% responden mengaku berolahraga di luar lapangan. Apabila diurutkan sesuai popularitasnya, kategori ini dipimpin oleh cabang olahraga lari (44%). Kemudian dilanjutkan bersepeda (32%), berenang (27%), lalu gym (26%). Cabang olahraga ritmik seperti zumba (14%), pilates (11%), gimnastik (9%), serta poundfit (5%) juga jadi pilihan.

Sedangkan 84% responden mengaku memilih cabang olahraga yang membutuhkan lapangan. Mayoritas (56%) mengaku bermain badminton. Kemudian dilanjutkan dengan sepakbola (38%) dan futsal (33%), juga basket (24%). Tak ketinggalan, cabang olahraga tenis (17%), golf (15%), dan tenis meja (9%).

“Dalam survei Populix, rata-rata responden mengaku melakukan empat jenis olahraga. Baik olahraga yang membutuhkan lapangan, juga olahraga yang bisa dilakukan tanpa lapangan khusus. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat tidak terpaku pada satu jenis olahraga saja,” beber Indah.

Temuan ini didapatkan melalui survei kepada 1.030 responden pada bulan November 2024, mayoritasnya adalah generasi milenial dan Z. Sebagian besar responden datang dari kelas pekerja, dengan status pernikahan lajang atau menikah dengan anak. Latar belakang sosial ekonomi responden beragam, namun didominasi oleh kalangan menengah-ke atas.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya