Kenaikan Harga Elpiji 12 Kg Bakal Molor

"Sedang dibahas. Belum bisa diputuskan," ujar Menteri ESDM, Jero Wacik.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 14 Agu 2014, 17:44 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2014, 17:44 WIB
Gas Elpiji

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik menyatakan, kenaikan harga elpiji non subsidi 12 Kilo gram (Kg) tidak bisa dilakukan cepat karena harus dilakukan dengan berbagai pertimbangan.

Jero mengatakan, saat ini pemerintah belum juga dapat memutuskan kenaikan harga elpiji non subsidi 12 Kg yang dilakukan pada Agustus 2014.

"Sedang dibahas. Belum bisa diputuskan," kata Jero, usai melakukan penandatanganan kerjasama, di Kantor  Ditjen P2MKT Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Jakarta, Kamis (14/8/2014).

Jero mengungkapkan, sebelum menaikkan harga, seharusnya ada kajian untuk melihat seberapa jauh daya beli masyarakat jika harga elpiji yang dibungkus dengan tabung berkelir biru tersebut dinaikkan.

"Karena kalau urusan kenaikan elpiji, BBM ini tidak bisa cepat-cepat. Harus kaji dulu, cek dulu daya beli rakyat gimana," ungkapnya.

Jero mengakui, konsumen elpiji non subsidi 12 Kg merupakan masyarakat kelas menengah keatas, sehingga tidak begitu terasa jika harga dinaikan. Namun karena menyangkut rakyat kenaikan harus dipertimbangkan masak-masak.

"Ini kalau 12 kg kelas menengah mestinya secara teori lebih ringan. Tapi tetap harus ada kajian kita bahas dulu di sidang dulu karena menyangkut rakyat. Nggak bisa langsung," pungkasnya.

PT Pertamina (Persero) akan menaikkan harga elpiji 12 Kilo gram (Kg) pada Agustus 2014. Akan tetapi rencana itu kemungkinan molor dari yang telah dijadwalkan.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero),Ali Mundakir mengatakan, Pertamina sudah merencanakan kenaikan elpiji non subsidi 12 Kg sejak awal 2014, dilakukan pada awal dan pertengahan  tahun sampai 2016.

Ali menambahkan, jika mengacu pada rencana tersebut, seharusnya kenaikan harga elpiji 12 Kg dilakukan pada 1 Juli. Namun karena waktu itu besamaan dengan puasa, Lebaran, tahun ajaran baru, dengan pertimbangan kenyamanan masyarakat, Pertamina menunda waktu kenaikan, sehingga naik pada Agustus 2014. Untuk besaran harga kenaikan, Ali memperkirakan di kisaran Rp 1.000 - Rp 1.500 per kg.

"Setelah Januari rencananya 1 Juli, tapi memperhatikan seluruh stake hoder di bulan itu ada puasa, Lebaran, anak sekolah kami putuskan di medio Agustus tahun ini. Kami akan sampaikan ke Pemerintah dan media," pungkas Ali. (Pew/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya