Liputan6.com, Jakarta - Rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dinilai mesti diimbangi dengan mekanisme yang tepat. Pemerintah sebaiknya menaikkan harga BBM secara bertahap dengan mekanisme subsidi tetap.
Research Director Kata Data Heri Susanto menjelaskan, saat ini harga minyak dunia terus mengalami penurunan sampai ke level US$ 80 per barel.
Namun di sisi lain, asumsi harga minyak mentah Indonesia dalam satu tahun terakhir masih di kisaran US$ 104 per barel.
Kata dia, pemerintah sebaiknya menaikkan harga BBM secara bertahap dengan mekanisme subsidi tetap. Artinya, subsidi BBM per liter mengikuti harga pasar.
"Dengan platform subsidi tetap, maka berapapun penggunaannya, jumlah subsidi akan terkendali. Ini pernah saat zaman Megawati dan Abdurahman Wahid (Gusdur)," kata dia di Jakarta, Kamis (13/11/2014).
Adapun keuntungan dari mekanisme tersebut, antara lain besaran subsidi terkendali dan tidak mengganggu APBN. Lalu, meminimalkan politasi kebijakan BBM yang selama ini kerap terjadi.
Tak hanya itu, penerapan mekanisme tersebut memiliki landasan Putusan Mahkamah Konstitusi No.002/PUU-I/2003 yang mana menyatakan harga BBM dalam negeri ditetapkan oleh pemerintah."Campur tangan pemerintah harus menjadi kewenangan yang diutamakan," tandas dia.
Tolak Harga BBM Naik
Advertisement
Aksi penolakan kenaikan harga BBM sudah terjadi di berbagai daerah. Seperti yang dilakukan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang menggelar aksi penolakan kenaikan harga BBM di Jalan Cikini Raya, Jakarta pada Kamis (13/11/2014).
Dalam aksinya HMI menuntut untuk agar Jokowi tidak menaikan BBM. "Harga minyak dunia turun tidak naik, kenapa harga BBM di kita akan dinaikkan, ada apa ini, Pak Jokowi dipilih oleh rakyat," kata Ketua Umum HMI Cabang Jakarta Pusat, Awaludin.
Selain tuntutan menolak kenaikan harga BBM, HMI juga menuntut pemerintah untuk mengamankan menteri yang terjerat dalam mafia migas.
"Rini Sumarno, Sofian Djalil dan Sudirman Said, mereka Itu antek mafia migas jadi harus ditangkap, mereka ini think thank kenaikan BBM. Jokowi juga harus berani memberantas mafia migas dari hulu hingga ke hilir," ujarnya.
HMI memastikan akan kembali menggelar aksi yang lebih besar Lagi di depan Istana Negara di Jalan Merdeka Barat. "Rencananya kalau tidak ada halangan kita akan melakukan aksi di Kementerian ESDM, BUMN dan Istana dengan menurunkan massa yang lebih banyak Lagi," tutup dia.
Sempat terjadi bentrok antara anggota HMI dengan aparat kepolisian yang akhirnya berujung bentrokan. Hal tersebut terjadi lantaran mahasiswa HMI melakukan aksi blokir jalan dengan menyandera sebuah truk molen yang melintas di lokasi aksi, sedia truk tersebut akan dipasang spanduk aksi.
Alhasil baku pukul antara polisi dan mahasiswa pun tak terelakan. Dan beberapa peserta aksi dan polisi mengalami luka akibat baku pukul ini.(Amd/Nrm)