Gubernur BI Ingatkan Tantangan Ekonomi RI ke Jokowi

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menyampaikan beberapa tantangan perekonomian yang harus dihadapi Indonesia di masa depan.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 20 Nov 2014, 21:35 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2014, 21:35 WIB
Gubernur BI Curhat Sama Jokowi di Balai Kota
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo pergi meninggalkan Balai Kota mengendarai sedan berwarna hitam, Jakarta, Kamis (7/8/2014) (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk pertama kalinya menghadiri pertemuan tahunan Bank Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut, di hadapan Jokowi, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menyampaikan beberapa tantangan perekonomian yang harus dihadapi Indonesia di masa depan.

Terlebih lagi, dia mengingatkan, tantangan yang dihadapi menjadi semakin berat mengingat adanya kemungkinan gejolak di pasar keuangan global akibat proyeksi kenaikan suku bunga Amerika Serikat.

"Tantangan pertama yang harus dihadapi yaitu tingkat utang luar negeri korporasi yang semakin membesar. Namun sebagian besar dari utang tersebut belum terlindung dari risiko gejolak kurs," terang Agus di Jakarta, Kamis (20/11/2014).

Selain itu, tantangan lain yang harus dihadapi perekonomian Indonesia adalah  adanya akumulasi modal portfolio oleh investor luar negeri pada obligasi negara yang sudah sangat besar. Dana tersebut dapat dengan cepat mengalir ke luar kala terjadi gejolak di pasat global.

Berikutnya, Agus mengatakan, Indonesia tengah berhadapan dengan kelemahan struktur produksi domestik.

"Sementara di sektor keuangan, ketersediaan alternatif pembiayaan perekonomian masih rendah," katanya.

Sementara itu, lembaga keuangan masih terkonsentrasi di sektor perbankan dan peran pasar modal sebagai sumber pembiayaan masih belum signifikan.

Agus juga melihat dangkalnya pasar uang dan pasar valuta asing sebagai penghubung antar segmen pasar keuangan. Kondisi tersebut menyebabkan ketidakpastian pasokan liquiditas rupiah dan valuta asing.

"Ini membuat kurs rupiah dan harga aset keuangan mudah berfluktuasi," tandasnya. (Sis/Nrm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya