Tingkatkan Ekspor, Produsen Mobil Minta PPnBM Jenis Sedan Turun

Saat ini PPnBM sedan di bawah 1500 cc mencapai 30 persen, sedangkan MPV di bawah 1500 CC hanya 10 persen.

oleh Septian Deny diperbarui 24 Nov 2014, 20:44 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2014, 20:44 WIB
All-new Honda City
(Foto: Honda)

Liputan6.com, Jakarta - Produsen kendaraan roda empat dalam negeri meminta pemerintah menurunkan besaran Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) untuk jenis sedan. Hal ini agar para para prinsipal kendaraan roda empat mau membangun pabrik sedan di Indonesia.

Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Jongkie D Sugiarto mengatakan, dengan menurunkan PPnBM sedan, maka harga jual kendaraan jenis itu akan semakin murah sehingga permintaan akan semakin besar. Dengan semakin besarnya pasar di dalam negeri maka prinsipal otomotif menanamkan investasinya untuk membangun pabrik.

"Kalau kita mau merubah struktur industri otomotif Indonesia dari basis produksi MPV atau mobil penumpang 4x2 ke sedan tentu yang sedan ini harus bisa kita tingkatkan volumenya. Caranya dengan menurunkan harga jual dengan mengurangi PPnBM-nya. Ini untuk sedan kecil bukan yang premium," ujarnya di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Senin (24/11/2014).

Bila apara prinsipal otomotif mau membangun pabrik sedannya di Indonesia, maka tidak hanya berguna untuk meningkatkan industri dalam negeri tetapi memperbesar peluang ekspor otomotif karena permintaan pasar ekspor terbesar akan kendaraan roda dua bukan pada MPV melainkan pada jenis sedan.

"Kalau mengandalkan MPV terus kita hanya jago kandang, hanya untuk pasar domestik. Kita tidak mau mematikan MPV karena pasar dalam negerinya besar, tetapi kita harus tingkatkan pasar ekspor," lanjutnya.

Jongkie menjelaskan, dulu ada dua jenis sedan yang diproduksi di Indonesia, yaitu Toyota Soluna dan Honda City. Namun kedua pabrik perakitan merek tersebut dipindahkan ke Thailand, karena pasar dalam negeri Indonesia yang sangat kecil untuk kedua tipe sedan itu, yaitu hanya beberapa ratus unit per bulan.

Meski demikian, permintaan akan Toyota Soluna dan Honda City di dalam negeri tetap ada sehingga dari Thailand dikirim ke Indoneisa dalam bentuk mobil utuh atau Completely Built Up (CBU). Hal ini tentu merugikan bagi Indonesia.

"Sekarang kita mau tarik kembali. paling tidak harus ada investasi dan ada penambahan tenaga kerja, Toyota berani melangkah duluan tetapi produsen lain juga sedang menanti supaya PPnBM-nya diturunkan sehingga harga jual murah dan volume penjualan meningkat," katanya.

Saat ini PPnBM sedan di bawah 1500 cc mencapai 30 persen, sedangkan MPV di bawah 1500 CC hanya 10 persen. "Kalau bisa disamakan, maka pasarnya akan tumbuh," tandasnya. (Dny/Gdn)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya