Pemerintah Masih Pikir-pikir Hapus Elpiji 3 Kg

Pemerintah akan melakukan studi lebih menyeluruh terkait usulan penghapusan elpiji 3 kilo gram (Kg) karena selama ini dinilai salah sasaran.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 05 Jan 2015, 11:44 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2015, 11:44 WIB
Elpiji
(FOTO: Antara/Adeng Bustomi)

Liputan6.com, Jakarta - Kenaikan harga elpiji 12 kilogram (Kg) per 1 Januari 2015 memicu peralihan konsumen kalangan menengah ke atas menggunakan tabung subsidi 3 Kg. Meski sudah terbukti salah sasaran, pemerintah masih mempertimbangkan usul agen elpiji untuk menghapus tabung melon tersebut dari pasaran.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil mengaku, pemerintah dan PT Pertamina akan melakukan studi menyeluruh untuk menindaklanjuti keluhan agen yakni menghapus elpiji subsidi 3 Kg.

"Belum terpikirkan (menghapus elpiji 3 Kg), kita akan lihat. Akan dilakukan studi secara lebih komprehensif supaya ini bisa terselesaikan," ujar dia kepada wartawan saat ditemui di kantornya, Jakarta, Senin (5/1/2015).

Sofyan menjelaskan pemerintah akan mencari solusi adanya peralihan konsumsi dari tabung 12 Kg ke elpiji subsidi 3 Kg. Lantaran tabung melon ditujukan bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

"Tabung 12 Kg bukan untuk sasaran subsidi, artinya orang-orang yang mampu membayar lebih harus menggunakan 12 Kg. Tapi yang jadi persoalan, komoditi ini agak sulit. Di sini kelemahannya kalau mensubsidi produk," terangnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Pemilik Pangkalan Elpiji di Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat, Merni Waty Sipayung (42), menyatakan, sejak harga elpiji 12 Kg naik setiap tahun, pelanggan menengah ke atas hingga kalangan industri beralih menggunakan tabung subsidi 3 Kg.

"Elpiji 3 Kg barang subsidi, nah selama ini salah sasaran. Orang yang mampu malah gunakan yang 3 Kg, karena tabung 12 Kg mahalnya bukan main. Jadi dihapuskan saja," tegas dia kepada Liputan6.com.  (Fik/Ahm)
    

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya