Target Ekspor Tak Tercapai, Ini Pembelaan Kementerian Kelautan

"Rusia merupakan salah satu pasar besar ekspor ikan Indonesia, akibat kasus ini, ekspor Indonesia sedikit melempem," kata Saut Hutagalung.

oleh Septian Deny diperbarui 05 Jan 2015, 21:55 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2015, 21:55 WIB
Seorang pengumpul ikan memasukkan ikan tongkol ke dalam keranjang dari hasil tangkapan nelayan, di daerah Pasia Nan Tigo, Koto Tangah, Padang, Sumbar. (Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Tahun lalu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) gagal merealisasikan target ekspor hasil perikanan dimana volume ekspor hasil perikanan hanya mencapai 1,26 juta ton atau dengan realisasi sebesar 81,81 persen dari target volume sebanyak 1,54 juta ton. Begitu pula pada sisi nilai ekspor yang hanya sebanyak US$ 4,6 miliar dari target US$ 5,1 miliar atau hanya mencapai 90,2 persen dari target.

Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Saut Hutagalung mengatakan, ada beberapa hal yang menyebabkan target tersebut tidak tercapai. Pertama, karena kebutuhan akan bahan baku unit pengolahan ikan (UPI) yang tidak terpenuhi.

"Pencurian ikan oleh nelayan dari kapal-kapal asing sangat mempengaruhi pasokan bahan baku untuk unit pengolahan ikan (UPI). Hal ini yang menyebabkan industri ikan tak berhasil capai target," ujarnya di Kantor KKP, Jakarta Pusat, Senin (5/1/2015).

Kedua, yaitu menurunnya harga tongkol, tuna, dan cakalang (TTC) di pasar internasional akibat turunnya permintaan Jepang terhadap komoditas ini. Ketiga, ada kasus temporary restriction oleh Custom Union Rusia yang baru terbuka pada September 2014.

"Rusia merupakan salah satu pasar besar ekspor ikan Indonesia, namun akibat kasus ini, ekspor Indonesia sedikit melempem," lanjutnya.

Keempat, karena komoditas udang Indonesia belum dapat memanfaatkan secara maksimal terbukanya pasar global sebagai dampak early mortality syndrome (EMS). Dan kelima yaitu semakin ketatnya persyaratan ekspor dari negara-negara tujuan ekspor perikanan Indonesia.

"Dan yang terakhir itu karena kualitas pencatatan data ekspor (perbatasan dan harga) yang masih kurang dan berbeda," kata dia.

Meski demikian, selama periode 2010-2014, ekspor hasil perikanan Indonesia terus mengalami peningkatan tiap tahunnya dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 12,7 persen atau meningkat sebanyak 10 persen pada periode setahun terakhir.
Selain itu, sumbangan ekspor hasil perikanan nasional pada neraca perdagangan tumbuh sebesar 11,3 persen pada periode setahun terakhir, atau meningkat sekitar 13,9 persen pada kurun 2010-2014.

Melihat hal tersebut, Saut yakin ekspor hasil perikanan akan meningkat 12,97 persen menjadi US$ 5,86 miliar dengan volume produk olahan hasil perikanan ada peningkatan sebesar 4,97 persen menjadi 5,6 juta ton. Sedangkan target nilai produk non-pangan hasil perikanan juga ditargetkan meningkat sebesar 17,79 persen menjadi Rp 2,60 triliun.

"Juga pada nilai investasi bidang P2HP yang ditargetkan meningkat 10,03 persen menjadi Rp 3,20 triliun," tandasnya. (Dny/Gdn)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya