Harga Beras Naik, Ini Antisipasi Pemerintah

Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel menuturkan, suplai minim ke Jakarta melalui pasar induk Cipinang membuat harga beras mahal.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 17 Feb 2015, 07:40 WIB
Diterbitkan 17 Feb 2015, 07:40 WIB
Harga Beras
(Fotografer: M Taufan SP Bustan)

Liputan6.com, Bogor - Harga sejumlah kebutuhan pokok meningkat termasuk harga beras kelas lokal. Sejumlah pedagang dan masyarakat mengeluhkan harga beras yang mencapai di atas Rp 10 ribu per kilo gram (Kg).

Banyak yang memperkirakan mahalnya harga beras di DKI Jakarta tersebut akibat tingginya curah hujan sehingga menganggu distribusi ke Jakarta.
Namun, Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel ‎membenarkan kendala utama adalah minimnya suplai ke Jakarta melalui pasar induk Cipinang.

"Memang cuma di situ, tidak ada suplai ke sana," kata Mendag di Istana Bogor, yang ditulis, Selasa (17/2/2015).

Tidak hanya itu, proses distribusi ke pasar-pasar tradisional melalui beberapa perantara yang kemudian mengakibatkan harga beras menjadi lebih mahal.

Untuk itu, Rachmat mengaku akan memotong beberapa jalur distribusi beras dari pasar induk tersebut dengan menempatkan satgas distribusi beras dari pasar induk Cipinang.

"Saya masuk ke tempat penimbunan beras, itu diproses lagi malah masuk ke tempat lain, sekarang kami ubah strateginya ke masyarakat langsung melalui satgas-satgas yang kami bentuk," papar Rachmat.

Sebelumnya harga BBM turun sebanyak dua kali di awal 2015 juga belum diikuti penurunan harga pangan termasuk harga beras. Salah seorang pedagang beras di pasar Mampang, Jakarta Selatan Tuti (60) mengatakan, panen beras mundur karena terjadi kemarau panjang pada 2014 membuat harga beras semakin melambung. (Yas/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya