Sofyan Djalil Sambut Baik Langkah BI Pertahankan Suku Bunga

Bak Indonesia optimistis bahwa perekonomian Indonesia masih dalam kondisi baik sehingga tidak perlu melakukan penyesuaian suku bunga.

oleh Septian Deny diperbarui 17 Mar 2015, 20:11 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2015, 20:11 WIB
Pemerintah Keluarkan Paket Kebijakan Ekonomi untuk Perkuat Rupiah
Menko Perekonomian Sofyan Djalil memberi keterangan pers usai menghadiri rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (16/3/2015). Pemerintah mengumumkan paket kebijakan ekonomi untuk memperkuat nilai tukar rupiah. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil menyambut baik keputusan Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan level suku bungan acuan atau BI rate pada 7,5 persen. Menurut dia, keputusan ini menandakan bahwa bank sentral optimistis bahwa perekonomian Indonesia masih dalam kondisi baik sehingga tidak perlu melakukan penyesuaian suku bunga.

"Itu kebijakan BI. Bank Sentral menganggap bahwa kondisi ekonomi oke, sehingga mereka merasa tidak perlu menaikan BI rate," ujar dia di Kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Selasa (17/3/2015).

Ia melanjutkan, bukan tidak mungkin BI rate akan kembali turun, dengan kondisi tertentu. "Kalau inflasi bisa dikontrol di bawah 4 persen maka BI rate akan terjadi penurunan, kalau BI rate turun maka akan terjadi penurunan dari bunga kredit," umbuhnya.

Untuk diketahui, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17 Maret 2015 memutuskan untuk menahan suku bunga acuan BI Rate di level 7,5 persen. Selain itu, RDG juga memutuskan untuk menahan suku bunga Deposit Facility di level 5,5 persen dan Lending Facility tetap pada level 8 persen. Keputusan tersebut berlaku efektif sejak 18 Maret 2015.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara menjelaskan, kebijakan tersebut diambil dengan keyakinan Bank Indonesia bahwa inflasi akan tetap terkendali dan rendah sehingga berada di kisaran bawah sasaran 4  persen pada 2015 dan 2016. "Selain itu, kebijakan ini masih sejalan dengan upaya BI untuk mengendalikan defisit transaksi berjalan pada tingkat yang lebih sehat," jelasnya.

BI juga akan terus memperkuat bauran kebijakan moneter dan makroprudensial, dan sistem pembayaran, serta memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dalam pengendalian inflasi dan defisit transaksi berjalan serta mendorong berlanjutnya reformasi struktural untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.

"Kami akan memperkuat stabilisasi nilai tukar rupiah, bauran kebijakan untuk jaga stabilitas makro ekonomi di tengah ketidakpastian ekonomi global. Serta Memperkuat bauran dan meningkatkan koordinasi dengan pemerintah untuk menekan defiti necara berjalan," tandasnya. Selain itu, BI akan meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah untuk memastikan bahwa inflasi akan tetap rendah dan defisit transaksi berjalan terjaga pada tingkat yang lebih sehat.

Pada RDG sebulan sebelumnya atau pada 17 Februari 2015, Bank Indonesia memutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 7,50 persen, dengan suku bunga Deposit Facility turun 25 bps menjadi 5,50 persen dan Lending Facility tetap pada level 8,00 persen berlaku efektif sejak 18 Februari 2015. (Dny/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya