3 Tekanan yang Hambat Pertumbuhan Ekonomi RI versi Bank Dunia

Indonesia kini menghadapi tiga tekanan besar yang menghambat pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 18 Mar 2015, 14:10 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2015, 14:10 WIB
Ilustrasi pertumbuhan Ekonomi
Ilustrasi pertumbuhan Ekonomi (Liputan6.com/Johan Fatzry)
Liputan6.com, Jakarta - Dalam lima bulan terakhir, pemerintah Indonesia terus melakukan berbagai aksi reformasi di bidang ekonomi termasuk pemangkasan subsidi BBM, pengembangan sektor infrastruktur, serta kemudahan izin investasi bagi para investor.
 
Di tengah upaya tersebut, Lead Economist of World Bank Ndiame Diop menerangkan, Indonesia kini menghadapi tiga tekanan besar yang menghambat pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
 
"Pertama adalah melambannya pertumbuhan ekonomi China yang kini pengaruhnya telah berbeda bagi Indonesia.Pada 2014, pertumbuhan China turun 0,4 persen dan akan melambat lebih jauh di bawah 7 persen tahun ini dan beberapa tahun ke depan," ungkap Diop saat menyampaikan presentasi di acara Indonesia Economic Quaterly di Jakarta,  Rabu (18/3/2015).
 
Dia menjelaskan, perlambatan laju pertumbuhan ekonomi tersebut berarti menurunnya permintaan dari China untuk impor Indonesia, khususnya di sektor komoditas.
 
Tak heran, Diop menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat terkena pengaruh negatif karena pendapatannya dari sektor ekspor berkurang.
 
Selain itu, penguatan dolar yang sangat pesat juga membuat rupiah mengalami depresiasi cukup parah selama delapan bulan terakhir. Terlebih lagi, dolar menguat hingga ke level tertingginya dalam hampir 8 thaun terakhir dengan pola grafis yang nyaris vertikal hampir ke seluruh mata uang di dunia.
 
"Secara historis ini berdampak signifikan pada perutmbuhan ekonomi di Indonesia yang dapat memicu aliran dana asing dalam jumlah besar. Selama 2015, pelarian dana asing ke luar akan menjadi tantangan besar bagi pertumbuhan ekonomi di Tanah Air," terang Diop.
 
Saat ini, pelemahan rupiah lebih menantang mengingat pemerintah harus membuat kebijakan yang jugadapat mendorong ekspor di sektor manufaktur. Tinggal bagaimana pemerintah dapat secara konsisten tetap menarik para investor asing dan mengelola portofolio investasi global yang dapat membantu menahan rupiah dari terpaan penguatan dolar.
 
Terakhir adalah bagaimana Indonesia meningkatkan anggaran untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dari faktor domestik. Seperti halnya kali ini, bagaimana pemerintah memanfaatkan dana pengalihan subsidi BBM untuk mengembangkan sektor infrastruktur yang merupakan salah satu kunci pertumbuhan ekonomi. (Sis/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya