Tak Andalkan Warisan Belanda, Jokowi Bangun 10 Kota Baru

Pemerintah harus membayar utang selama beberapa dekade dengan mulai membangun kota baru di Tanah Air.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 24 Mar 2015, 15:47 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2015, 15:47 WIB
Jokowi
Jokowi (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Liputan6.com, Jakarta -
Pemerintah Joko Widodo (Jokowi) menargetkan pembangunan 10 kota baru di Indonesia dalam kurun waktu lima tahun. Hal ini dilakukan karena sejak zaman kemerdekaan, negara ini hanya mengandalkan kota-kota warisan Belanda. 
 
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Andrinof Chaniago mengungkapkan, pemerintah harus membayar utang selama beberapa dekade dengan mulai membangun kota baru di Tanah Air. Jangan melulu tergantung pada kota yang telah dibuat Belanda. 
 
"Sejak merdeka, bangsa kita belum pernah membangun kota sendiri oleh pemerintah Indonesia. Kota-kota kita ini warisan atau buatan kolonial semua. Kita cuma memanfaatkannya saja, seperti Jakarta, Surabaya, Semarang, Bandung dan lainnya," tegas dia di Jakarta, Selasa (24/3/2015). 
 
Ironisnya, Andrinof mengatakan, warga Indonesia justru memperlakukan kota warisan ini dengan seenaknya tanpa ada pengelolaan maupun tata kota yang tepat. Apalagi menuju kota pintar (smart city) dari aspek ekonomi, lingkungan dan sosial. 
 
"Pemerintah saat ini punya agenda menata kota secara khusus. Pusat dan daerah bersama membuat kota menjadi berkualitas ekonominya, sistem pelayanan transportasi, mobilitas, pengelolaan lingkungan dan sumber daya manusianya smart," terang dia.
 
Peningkatan kualitas hidup, katanya mencakup manusia dan masyarakat supaya warga kota tidak menjadi pribadi egois tanpa toleransi, simpati dan lainnya. Pemerintah telah mendesain dan akan membangun beberapa kota baru. Hal ini sudah tercantum dalam RPJMN 2015-2019.
 
"Ada 10 kota baru yang akan dibangun, salah satunya di Tanjung Selor, Kalimantan Utara (Kaltara). Ini sudah mulai jalan dan nanti akan menyusul kota lain, Tapi nggak bisa disebut takut ada spekulan," paparnya.
 
Pembangunan kota baru, dijelaskan dia, diarahkan ke luar Pulau Jawa termasuk di Kalimantan sebagai langkah pemerataan antar wilayah. Kota baru didesain memiliki konsep kota pintar dengan ragam akses teknologi informasi, infrastruktur memadai dan sebagainya. 
 
"Kita sudah harus keluar dari Pulau Jawa, karena sebentar lagi Pulau Jawa akan menjadi Pulau dengan kota terbesar di dunia, mengingat sekira 180 juta penduduk tinggal di Pulau ini," terang Andrinof. 
 
Meski tak menyebut nilai investasi untuk pembangunan kota baru berkonsep kota pintar, Andrinof menambahkan, pemerintah Jokowi akan memulai pembangunan di 10 kota baru tersebut secara bertahap hingga periode 2019.
 
"Membangun kota baru butuh waktu lama sekira 8 tahun sampai 10 tahun. Tapi kita akan mulai dulu 10 kota baru sampai 2019. Dan hasilnya baru bisa terlihat setelah 5 tahun," tukas dia. (Fik/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya