Liputan6.com, Jakarta - Ekonom melihat pelemahan nilai tukar rupiah lebih disebabkan oleh faktor dari luar yaitu rencana Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) untuk melakukan pengetatan kebijakan moneter. Namun memang, seharusnya jika fundamental RI baik, pelemahan rupiah tidak akan terlalu dalam jika dibanding dengan negara-negara lain.
Ekonom PT Bank Sentral Asia Tbk (BCA), David Sumual menjelaskan, rupiah bukan satu-satunya mata uang yang melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Beberapa mata uang negara lain juga mengalami pelemahan yang cukup.
Ia mencontohkan, pelemahan yen terhadap dolar AS pada tahun lalu mencapai 20 persen." Euro bahkan lebih dalam lagi, belum lagi negara Afrika Selatan dan Rusia," jelasnya dalam acara Bincang Senator dengan tema 'Gejolak dan Masa Depan Rupiah' di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Minggu (29/3/2015).
Pelemahan hampir seluruh mata uang dunia terhadap dolar AS tersebut karena saat ini The Fed sedang menjalankan kebijakan pengetatan moneter. Kejadian ini berkebalikan dengan 2008 hingga 2012 dimana The Fed menjalankan kebijakan moneter yang longgar. "Apalagi dalam waktu dekat The Fed akan menaikkan suku bunga, pelemahan bisa lebih dalam lagi" tambahnya.
David melanjutkan, seharusnya pelemahan rupiah bisa tidak terlalu dalam jika fundamental ekonomi dalam negeri cukup baik. Defisit transaksi berjalan cukup besar. BI mencatat defisit transaksi berjalan pada 2014 kemarin sebesar US$ 26,2 miliar atau 2,95 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, level tersebut mengalami penurunan. Di 2013, defisit transaksi berjalan Indonesia mencapai US$ 29,1 miliar atau 3,18 persen dari PDB.
Selain itu, utang luar negeri milik pemerintah, Bank Indonesia maupun swasta juga terus meningkat. Sebagain contoh, pada Januari 2008, utang luar negeri swasta tercatat US$ 60 miliar. Jumah tersebut menjadi US$ 182 miliar tujuh tahun kemudian. Angka ini melampaui ULN pemerintah dan BI yang tercatat US$ 136 miliar. "Selain itu, ekspor terus mengalami penurunan," tambahnya.
Untuk diketahui, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia, nilai tukar rupiah menunjukkan pelemahan pada Jumat (29/3/2015). Rupiah melemah dari 13.003 per dolar AS pada perdagangan sebelumnya menjadi 13.064 per dolar AS. (Fik/Gdn)
Ekonom: Jika Fundamental Baik, Pelemahan Rupiah Tak Dalam
Pelemahan hampir seluruh mata uang dunia terhadap dolar AS karena saat ini The Fed sedang menjalankan kebijakan pengetatan moneter.
Diperbarui 29 Mar 2015, 15:06 WIBDiterbitkan 29 Mar 2015, 15:06 WIB
Seorang petugas menata uang di cash center BNI, Jakarta, Jumat (7/5). Setelah pengunduran diri Sri Mulyani, nilai tukar Rupiah untuk pertama kalinya menembus lagi level 9.200 per dolar AS.(Antara)... Selengkapnya
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Prabowo Bangga Indonesia Bisa Bantu Negara Lain dari Sisi Kemanusiaan dan Pangan
8 Rekomendasi Kuliner Bandung Buka 24 Jam yang Banyak Dicari di Tahun 2025
Tonton Lengkap Series BAD GUYS Indonesia: Kerjasama Penjahat dan Polisi Menemukan Pelaku Kejahatan
Rekomendasi Beragam Tipe Rumah Minimalis Tahun 2025, Terbaik untuk Gaya Hidup Modern
Kawasan Wisata Kota Tua Jakarta, Sarat Nilai Sejarah dan Bangunan Klasik
Rencana Hidupkan Kembali Jalur Kereta Jawa Barat yang Mati, Erick Thohir: Nanti Kita Duduk Bersama
6 Gambar Model Atasan Batik Wanita Elegan yang Cocok untuk Segala Acara
UI dan Kemendikti Saintek Tidak Mentolerir Aksi Dokter Cabul yang Rekam Mahasiswi Mandi
Layanan Terganggu, Bank DKI Dinilai Perlu Evaluasi dan Perkuat Sistem Keamanan
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Diancam Dibunuh, Polisi Siap Selidiki
Panduan Lengkap Terbaru Cara Cek dan Bayar Pajak Kendaraan Jogja April 2025
Transformasi Dapur Rumah Natasha Rizky, Desain Interior Japandi yang Hangat dan Menenangkan