Ini Penyesalan Pemerintah Soal Infrastruktur

proyek jalan tol Trans Jawa belum terselesaikan hingga saat ini meski sudah mulai ditenderkan sejak akhir Orde Baru.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 02 Apr 2015, 13:04 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2015, 13:04 WIB
Proyek Pembangunan Tol Tanjung Priok Dikebut
Suasana pembangunan jalan Tol Tanjung Priok di Jakarta, Rabu (25/3/2015). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mendorong konsorsium Tol Akses Tanjung Priok (ATP) agar mempercepat pembangunannya sampai enam bulan kedepan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia hanya bisa menyesal saat ini karena terlambat membangun infrastruktur. Seharusnya, pembangunan infrastruktur sudah dilakukan sejak dulu, ketika pertumbuhan ekonomi sedang menggeliat. Sejumlah proyek infrastruktur pun mandek karena terganjal pendanaan hingga pembebasan lahan.

Menteri Keuangan (Menkeu), Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, ekonomi Indonesia pada 2011 tumbuh cemerlang sampai 6,5 persen. Namun banyak yang memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi itu tidak akan berkelanjutan karena ketertinggalan infrastruktur Indonesia.

"Kita tidak bisa tumbuh dengan potensi 7 persen karena salah satunya ketertinggalan infrastruktur. Infrastruktur yang ada mulai rusak, tidak memenuhi kebutuhan bahkan tidak ada pembangunan infrastruktur baru," papar dia di Jakarta, Kamis (2/4/2015).

Akibatnya, lanjut Bambang, kondisi jalan menjadi macet, pelayanan provider telekomunikasi semakin buruk. Kebutuhan infrastruktur di Indonesia luar biasa besar, hanya saja terkendala masalah pendanaan atau investasi.

"Kita cuma bisa menyesal sekarang. Kenapa Bandara Soetta kalah jauh dengan Bandara Changi, padahal Soetta kuat tapi pelayanan Bandara Changi lebih bagus sehingga meraih predikat terbaik. Sedangkan Soetta, pemakaian tinggi melampaui kapasitasnya," lanjut dia.

Lebih jauh, sambung Bambang, proyek jalan tol Trans Jawa belum terselesaikan hingga saat ini meski sudah mulai ditenderkan sejak akhir Orde Baru. Penyebabnya karena masalah pengadaan lahan yang selama ini menjadi persoalan klasik.

"Dua tahun lalu kami happy karena Kerja sama Pemerintah Swasta pertama kali disepakati untuk pembangkit listrik di Jawa. Tapi sampai hari ini financial belum close karena pembebasan lahan belum selesai. Akhirnya mundur lagi kebelakang. Hal ini bisa membuat iklim investasi di Indonesia ‎tidak menarik," tegas Bambang.

Untuk itu, pemerintahan Jokowi ingin menghidupkan kembali bank infrastruktur di Indonesia karena perbankan umum mempunyai keterbatasan mendanai proyek-proyek infrastruktur di Indonesia. (Fik/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya