Kredit Bank ke Sektor Maritim Hanya Rp 85 Triliun

Minimnya akses perbankan ke sektor maritim karena belum banyak industri perbankan yang memahami bisnis di sektor tersebut.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 06 Apr 2015, 15:30 WIB
Diterbitkan 06 Apr 2015, 15:30 WIB
Ilustrasi Bank
Ilustrasi Bank

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan salah satu penyebab tidak berkembangnya sektor maritim di Indonesia karena minimnya pembiayaan dari sektor perbankan ke industri tersebut. Untuk itu, OJK telah menyiapkan langkah agar sektor perbankan mau meningkatkan akses ke industri maritim.

Deputi Komisioner bidang Pengawasan Perbankan OJK, Irwan Lubis mengatakan, total penyaluran kredit industri perbankan ke sektor maritim hingga akhir 2014 hanya Rp 85 triliun. jika dibandingkan dengan total penyaluran kredit yang mencapai Rp 3.702,2 triliun, prosi kredit di sektor maritim hanya sebesar 2,38 persen saja.

Irwan melanjutkan, minimnya akses perbankan ke sektor maritim karena belum banyak industri perbankan yang memahami bisnis di sektor tersebut.Selain itu, industri perbankan menilai sektor kemaritiman terlalu berisiko untuk kredit. Irwan menuturkan pada tahun 2010 angka kredit macet di sektor maritim mencapai 5 persen.

"Tahun 2010 karena pemahaman di sektor miritim kurang angka non performing loan (NPL) di atas 5 persen. Sekarang sama dengan industri di kisaran 3 persen sampai 3,5 persen. Bagusnya di level 2 persen hingga 2,5 persen," ujarnya, Jakarta, Senin (6/4/2015).

irwan melanjutkan, dibtuhkan kerja sama dari semua pihak agar perbankan bisa memahami bisnis di sektor maritim. "Mungkin dengan Focus Group Discussion (FGD) dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kamar Dagang Industri (Kadin), industri perbankan, industri asuransi dan banyak pihak bisa mengembangkan industri maritim," tambahnya.

Selain itu, OJK sendiri juga aman mencoba melakukan evaluasi internal. OJK juga telah menyiapkan langkah guna mendorong industri perbankan bisa masuk ke sektor maritim. "Kami terbitkan buku pintar bagi masing-masing industri. Kami dorong SDM perbankan meningkatkan peranan analis kredit," tandas dia.

Berbeda, jika industri perbankan nasional tak banyak menyalurkan kredit ke sektor maritim, negara lain justru berminat untuk memberikan pembiayaan ke sektor tersebut. Bahkan Amerika Serikat telah menggulirkan dana bantuan sebesar US$ 35 juta untuk mendorong sektor maritim Indonesia.

"Pertama dana tersebut untuk membantu pemulihan wilayah kemaritiman dan melindungi persediaan ikan di Indonesia," kata Duta Besar AS untuk Indonesia Robert O. Blake.

Blake menjelaskan, dana tersebut juga digunakan untuk membantu mengatasi penangkapan ikan secara ilegal yang melanggar regulasi di Tanah Air. Dia secara pribadi mengaku sangat prihatin dengan kasus pencurian ikan yang marak terjadi di perairan Indonesia.

"Ketiga university partnership, kerja sama di bidang pendidikan dengan Indonesia seperti yang sekarang telah dilakukan di empat universitas AS diantaranya San Diego University," terangnya.

Seluruh dana US$ 35 juta dolar itu kini telah dihabiskan. Ke depan, pemerintah AS kembali berencana menggulirkan bantuan senilai US$ 33 juta. (Amd/Gdn)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya