Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan, pasar modal Indonesia masih aman kendati rupiah jeblok sampai di kisaran 13.200 per dolar AS.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Nurhaida mengatakan, hal tersebut terlihat dari kondisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tidak merosot tajam.
"Kalau market terutama pasar modal, indeks saham biasa. Kemarin naik ada penurunan ada. Jadi sebetulnya dari sisi transaksi pasar, harga dari indeks saham gabungan normal. Dari OJK memonitor secara tepat," kata dia, Jakarta, Kamis (12/3/2015).
Baca Juga
Dia menambahkan, pergerakan indeks saham tidak hanya bergantung pada pelemahan nilai rupiah. Menurut dia, ada sentimen lain yang mampu menggerakan IHSG.
Advertisement
"Tidak hanya nilai tukar mungkin ada positif. Sentimen bisa itu lokal positif, global juga," papar Nurhaida.
Sepanjang awal 2015, IHSG tumbuh 4,07 persen menjadi 5.439,83. Pertumbuhan IHSG itu ditopang oleh sejumlah sektor saham antara lain sektor saham perdagangan yang menguat 11,54 persen, sektor saham keuangan naik 8,9 persen, dan sektor saham barang konsumen mendaki 7,44 persen. Investor asing pun melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 9,8 triliun di awal 2015.
Pada penutupan hari ini, IHSG ditutup menguat sebanyak 20,26 poin atau sebanyak 0,37 persen ke level 5.439,83. Indeks saham LQ45 naik sebanyak 0,38 persen ke level 945,05. Seluruh indeks acuan menguat pada hari ini.
Total frekuensi perdagangan saham sekitar 209.111 kali dengan volume perdagangan saham 5,67 miliar saham. Nilai transaksi saham sekitar Rp 5,22 triliun.
Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi jual Rp 100 miliar. Sementara pemodal lokal melakukan aksi beli bersih Rp 200 miliar. (Amd/Ahm)