JP Morgan Ramal Harga Minyak Bakal Anjlok Lagi

Potensi konflik yang terjadi di kawasan Timur Tengah sebagai penghasil minyak bumi terbesar membuat harga minyak dunia tidak stabil.

oleh Septian Deny diperbarui 28 Apr 2015, 16:44 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2015, 16:44 WIB
Ilustrasi Tambang Minyak 2 (Liputan6.com/M.Iqbal)
Ilustrasi Tambang Minyak 2 (Liputan6.com/M.Iqbal)

Liputan6.com, Jakarta - Managing Director Senior Country Officer JP Morgan Indonesia Haryanto T Budiman menilai potensi konflik yang terjadi di kawasan Timur Tengah sebagai penghasil minyak bumi terbesar membuat harga minyak dunia tidak stabil.

"Harga minyak ini penuh dengan ketidakpastian. Di satu sisi, perang yang terjadi di Yaman berdampak pada kenaikan harga minyak," ujarnya di Ritz Carlton SCBD, Jakarta, Selasa (28/4/2015).

Meski demikian, lanjut Haryanto, masih ada faktor lain yang membuat harga minyak dunia berpotensi kembali mengalami penurunan, yaitu dikeluarkanya Iran dari keanggotaan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Dunia (OPEC).

"Kalau misalnya terjadi kesepakatan antara Amerika Serikat (AS) dengan Iran, di mana Iran dikeluarkan dari yang namanya negara pengekspor minyak oleh Amerika, maka Iran bisa mengekspor minyaknya dengan bebas," lanjutnya.

Jika hal itu terjadi, lanjut Haryanto, pasokan minyak dunia akan kembali mengalami kenaikan dan harga minyak otomatis akan kembali anjlok seperti sebelumnya.

Ilustrasi Tambang Minyak 1 (Liputan6.com/M.Iqbal)


"Jadi ada kenaikan suplai. Kalau terjadi kesepakatan seperti itu, harga minyak akan turun lagi," kata dia.

Menurut Haryanto, penurunan harga minyak ini akan membawa keuntungan bagi negara-negara maju seperti Amerika yang merupakan negara pengekspor minyak.

"Dan untuk negara-negara maju, yang notabenenya pengimpor minyak seperti AS, mereka diuntungkan dengan harga minyak yang rendah" jelasnya.

Ini karena porsi pendapatan masyarakat di negara maju yang biasanya dibelanjakan untuk membeli bahan bakar minyak (BBM) bisa dialihkan ke hal lain karena murahnya harga BBM.

"Disposable income dari masyarakat Amerika akan meningkat. Mereka sebelumnya menghabiskan uang buat beli bensin untuk transportasi dan lain-lain berapa. Di inflasi tidak keliatan karena tidak ada kenaikan harga, spend uang untuk logistik malah turun dengan turunnya harga minyak itu. Jadi ini masih faktor yang sangat penting," tandasnya. (Dny/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya