Australia Ancam Stop Dana Hibah, RI Tak Khawatir

Pemerintah Australia mengancam menghentikan dana bantuan atau hibah ke Indonesia

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 02 Mei 2015, 21:01 WIB
Diterbitkan 02 Mei 2015, 21:01 WIB
Ilustrasi Australia
Ilustrasi Australia

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Australia akan menghentikan dana bantuan atau hibah ke Indonesia. Isu itu berkembang setelah Pemerintah Indonesia mengeksekusi dua warganya yang merupakan penyelundup narkoba.

Adapun, dua warga yang telah dieksekusi yakni Myuran Sukumaran dan Andrew Chan pada Rabu 29 April 2015.

Menanggapi penghentian dana hibah itu, Menteri Koordinator Bidang Kemariman Indroyono Soesilo mengaku tak khawatir. Lantaran, dana hibah yang diterima Indonesia dari Australia tergolong kecil. Kemudian, Indonesia berangsur masuk ke jajaran negara maju.

"Karena Indonesia masuk middle income country (negara-negara berpendapatan menengah) justru hibah. Indonesia sudah dibilang  mampu, tidak miskin-miskin juga," " kata dia di Jakarta, Sabtu (2/5/2015).

Indroyono juga meyakini eksekusi tersebut tak terlalu berimbas ke pariwisata.  Dia beralasan, lantaran sistem pemerintahan Australia menganut demokrasi layaknya Indonesia.

Jadi, pemerintah Australia pun tak bisa menahan warganya untuk berpergian kemana pun. "Karena menganut demokrasi rakyatnya demokrasi," ujarnya.

Kemudian, menimbang kemampuan warganya untuk berwisata. Dia mengatakan, pendapatan per kapita Australia rata-rata  sekitar US$ 10 ribu. Dengan nilai tersebut,  sudah sewajarnya memperhitungkan wisata sebagai salah satu komponen pendapatan.

"Penduduk dengan  pendapatan perkapita US$ 10 ribu per tahun, dia pasti sudah memasukan komponen wisata," katanya.
 (Amd/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya