Pertamina & Adaro Tingkatkan Cadangan BBM Nasional Hingga 30 Hari

Indonesia sedang berjuang ‎untuk meningkatkan pasokan BBM nasional menjadi 35 hari.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 13 Mei 2015, 09:52 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2015, 09:52 WIB
Ilustrasi Perusahaan Minyak dan Gas Pertamina
Ilustrasi Perusahaan Minyak dan Gas Pertamina

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah tengah berjuang keras meningkatkan cadangan bahan bakar minyak (BBM) nasional, salah satunya melalui pemanfaatan aset infrastruktur energi dari perusahaan pelat merah dan swasta nasional. Kali ini, PT Pertamina (Persero) menggandeng PT Adaro Energy Tbk untuk menjadikan wilayah Timur Indonesia sebagai lumbung energi nasional.

Kesepakatan penguatan lumbung energi nasional tersebut ditandai dengan penandatanganan kerjasama antara Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto dan Presiden Direktur Adaro Energy Garibaldi Thohir di kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Rabu (13/5/2015). Penandatanganan tersebut disaksikan oleh Menteri ESDM Sudirman Said dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno.

‎Sudirman mengatakan, kerja sama tersebut dapat menjadi milestone karena berhasil menjodohkan BUMN dengan perusahaan swasta. Sinergi ini meliputi penyediaan bahan bakar oleh Pertamina, sedangkan Adaro menyediakan sarana penyimpanan (storage). Perusahaan energi tersebut sangat kuat di wilayah Timur Indonesia.

"Indonesia sedang berjuang ‎untuk meningkatkan pasokan nasional menjadi 35 hari, dan diharapkan naik dua kali lipat pada 3 sampai 4 tahun mendatang. Tapi kalau membangun infrastruktur kan perlu waktu dan biaya, semakin banyak pemanfaatan fasilitas yang sudah terpasang milik BUMN atau swasta, investasi bisa lebih dihemat dan tidak perlu lagi mulai dari nol," tegas dia.

Menteri BUMN, Rini Soemarno menambahkan, kerja sama ini merupakan langkah memotong jalur distribusi supaya mampu menciptakan ketahanan energi dibanding negara tetangga.

"Pertamina diharapkan kuat di Indonesia Timur dalam pengadaan BBM, karena beberapa tahun ini dari laporan Direktur Utama selama ini Pertamina tidak bisa memenangkan tender perusahaan energi besar di Indonesia Timur," ‎terangnya.

Dalam kesempatan yang sama, Dwi Soetjipto mengakui bahwa sinergi dengan Adaro meliputi, perjanjian ‎menjual bahan bakar kepada Adaro dengan kontrak suplai 550 ribu kiloliter (Kl) setiap tahun untuk jangka waktu 7 tahun.

"Kontrak suplai BBM ini bisa ditingkatkan menjadi 800 ribu Kl per tahun. Nilai dari kontrak tersebut mencapai Rp 7 triliun per tahun," tambahnya.

Kerja sama lainnya, kata mantan pria yang pernah menjabat sebagai Direktur Utama Semen Indonesia itu terkait pemanfaatan aset dan bisnis Adaro untuk Pertamina.

Adaro, sambung Dwi, mempunyai lima storage dengan kapasitas 72 ribu Kl. "Dengan begitu, Kalimantan bisa menjadi hub kami untuk mengamankan suplai atau cadangan BBM dari sekira 18 hari sekian menjadi 30 hari lebih," pungkas dia. (Fik/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya