Tahir, Orang Terkaya RI yang Terkenal Murah Hati

Tahir tercatat terlibat banyak kegiatan amal terutama dalam bidang kesehatan dan pendidikan.

oleh Septian Deny diperbarui 21 Mei 2015, 15:22 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2015, 15:22 WIB
Bos Mayapada Tahir bersama Bill Gates dan Istri (Foto: Mayapada Group)
(Foto: Mayapada Group)Bos Mayapada Tahir bersama Bill Gates dan Istri (Foto: Mayapada Group)

Liputan6.com, Jakarta - Kiprah orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes, Dato Sri Tahir di bidang sosial memang pantas diacungi jempol. Pendiri sekaligus CEO Mayapada Group ini mengucurkan dana sebesar Rp 1 triliun untuk pelatihan calon tenaga kerja wanita (TKW) yang akan bekerja di luar negeri.

Dengan dana ini, Tahir berharap bisa memberikan pelatihan yang konsisten kepada perempuan Indonesia menjadi calon TKW yang berkeahlian dan berketahanan sehingga mempunyai posisi tawar.

Dengan keahlian yang dimiliki nantinya, lanjut dia, para TKW ini bukan lagi berprofesi sebagai PRT saja, melainkan dapat memperoleh penghasilan tambahan bagi dirinya dan keluarganya serta dapat mengurangi resiko terhadap tindakan pelecehan.

Tahir memang dikenal sebagai miliarder yang memiliki jiwa sosial yang tinggi. Dia tercatat terlibat banyak kegiatan amal terutama dalam bidang kesehatan dan pendidikan.

Atas kedermawanannya, Majalah keuangan ternama Forbes, menobatkannya sebagai hartawan paling murah hati di tanah air.  Dalam beberapa tahun terakhir, nama Tahir juga masuk dalam jajaran orang terkaya Indonesia versi majalah Forbes.

Apa alasan orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes itu begitu perduli dengan kegiatan-kegiatan sosial dan tak segan untuk menggelontorkan kekayaannya untuk ke membantu pihak lain?

Tahir bercerita, keperduliannya ini terinspirasi dari autobiografi seorang biarawati Katolik Roma keturunan Albania yang mendirikan Misionaris Cinta Kasih atau Missionaries of Charity di Kalkuta, India, pada tahun 1950 yaitu Mother Teresa.

"Saya ingat sebuah autobiografi yang dituliskan oleh Mother Teresa. Disitu ditulis, suster-suster bertanya pada Mother Teresa mengapa orang yang sudah hampir mati, harus ditolong, dibawah ke dalam biara, lalu dimandikan dan diberi tempat yang baik. Padahal besok juga sudah mati," ujarnya di Jakarta, Kamis (21/5/2015).

 

Proses beatifikasi Bunda Teresa sangatlah menarik. (Berbagai sumber)
Tahir mengungkapkan, kemudian Mother Teresa berkata kepada suster-suster tersebut bahwa tugas manusia adalah memuliakan manusia lain. Meski nyawanya sudah tidak ada lagi.

"Mother Teresa berkata, saya ingin mengembalikan suatu kehormatan bahwa dia meninggal pun, meninggal dengan suatu kehormatan. Apalagi bagi yang hidup," lanjut dia.

Meski punya niat tulus membantu sesama, Tahir mengatakan bahwa tidak jarang orang yang mempertanyakan niatnya tersebut. Namun dia yakin bahwa apa yang sudah didapatkannya selama ini menjadi alasan yang kuat untuk berbagi kepada orang lain.

"Ada yang bertanya pada saya, tidak ada makan siang cuma-cuma? Saya bilang betul, di dunia ini memang tidak ada makan siang cuma-cuma. Namun urutannya salah, urutannya bukan saya berbuat sesuatu kemudian saya mendapatkan sesuatu. Tapi saya telah mendapatkan sesuatu, saya telah menikmati, maka adalah sebuah konsekuensi bahwa saya harus mengembalikan sesuatu."

Tahir menyatakan dirinya tidak merasa terbebani dengan menolong orang lain melalui kegiatan sosial yang diikutinya. Baginya, menyisihkan dana untuk didonasikan merupakan kewajiban bagi siapa saja yang mampu.

"Saya tidak merasa beban, karena memang saya merasa ini suatu kewajiban. Untuk saya berbuat lebih banyak, karena saya sudah diberi terlalu banyak," tandasnya.

Siapa Tahir?

Pendiri Mayapada Group

Pendiri Mayapada Group


Dato’ Sri Prof. Dr. Tahir atau biasa akrab dipanggil Tahir lahir di Surabaya pada 26 Maret 1952. Pria terkaya di Indonesia ini memulai kiprah di dunia usaha dengan merintis bisnis garmen.

Dari garmen lambat laun, Tahir merambah bisnis lain. Diawali dari Mayapada Group yang didirikannya pada 1986, bisnisnya merambat dari dealer mobil, garmen, perbankan, real estate sampai di bidang kesehatan. Bahkan Tahir juga masuk ke dunia media dengan mendirikan Forbes Indonesia.

Bank Mayapada yang didirikan tahun 1990 menjadi salah satu andalan tahir untuk mengumpulkan pundi-pundi uang.  Dari bisnis yang dijalankannya, Tahir mengantongi kekayaan US$ 1,8 miliar pada tahun ini. 

Pria berusia 63 tahun ini tercatat sebagai orang terkaya nomor 11 di Indonesia dan 1.105 dunia versi Majalah Forbes.

Gagal jadi dokter...

 

Gagal Jadi Dokter

Gagal Jadi Dokter

Menjadi pengusaha sebenarnya bukanlah cita-cita Tahir saat masih kecil. Impian Tahir sesunguhnya adalah ingin menjadi seorang dokter. Usai lulus dari SMA Kristen Petra Kalianyar Surabaya, Tahir melanjutkan pendidikannya dengan menjadi mahasiswa sekolah kedokteran di Taiwan. Namun cita-citanya kandas karena kematian sang ayah sehingga tak sanggup membayar biaya kuliah.

Berbekal beasiswa, Tahir melanjutkan sekolah bisnis di Nanyang Technological University, Singapura. Namun, meski sudah menjadi pengusaha sukses, impian tahir ternyata belum pupus. Ia pun mendirikan Rumah Sakit Mayapada dan mulai beroperasi sejak 1995.

Melalui rumah sakit ini, Tahir membantu orang-orang yang kurang mampu, termasuk memberikan pengobatan gratis bagi anak-anak yang mengidap kanker.  Bahkan, untuk biaya transplantasi yang miliaran bisa ditanggung yayasan amal tersebut.

Miliarder murah hati...

Miliarder Murah Hati


Miliarder Murah Hati

Membantu anak-anak penderita kanker mungkin hanya sebagian dari aktivitas sosial yang dilakukan Tahir melalui lembaga amalnya.

Melongok sepak terjangnya, Tahir adalah contoh miliarder yang bisa jadi panutan karena tak pelit mengeluarkan uang ratusan miliar demi kesehatan orang miskin atau untuk beasiswa bagi mahasiswa kurang mampu di seluruh Indonesia.

Dengan kekayaan US$ 1,8 miliar, Tahir menjadi salah satu miliarder paling murah hati di tanah air. Forbes mencatat, Tahir menyumbangkan tak kurang dari US$ 50 juta atau Rp 475 miliar untuk sejumlah universitas di China, Indonesia, Amerika Serikat, dan Singapura.

Tak hanya Tahir, sang Istri yang merupakan putri dari pengusaha Indonesia Mochtar Riady, Rosy Riady, juga mendirikan yayasan sosial h2h Charity yang berperan membantu menyekolahkan anak-anak kurang mampu di Indonesia.

Tahir juga bergabung dengan Bill & Melinda Gates Foundation, yayasan sosial milik miliader terkaya di dunia Bill Gates. Saking dekatnya, pendiri Microsoft yang juga merupakan miliarder nomor satu dunia itu rela menyambangi Jakarta pada 5 April 2014 atas undangan Tahir.

Kunjungan singkat ke Jakarta ini untuk urusan sosial, tepatnya mendukung penuh pembentukan Indonesia Health Found, sebuah lembaga sosial yang akan menampung donasi para pengusaha dan filantropis di Indonesia yang dananya akan disumbangkan ke berbagai kegiatan kemanusiaan.

Bos Mayapada ini juga diketahui menyumbangkan dana hingga US$ 100 juta setara Rp 950 miliar, dari rencana sebesar US$ 200 juta. Sumbangan itu untuk membantu yayasan tersebut menanggulangi melawan masalah TBC, HIV, dan malaria di Indonesia. Dana tersebut juga digunakan untuk memperluas akses alat kontrasepsi.

(Dny/Ndw)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya