Trik Bulog Stabilkan Harga Saat Ramadan

Untuk menjamin pasokan bahan baku beras, strategi yang dilakukan adalah bekerjasama langsung dengan petani.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 26 Mei 2015, 20:33 WIB
Diterbitkan 26 Mei 2015, 20:33 WIB
Presiden Jokowi Blusukan ke Gudang Beras Bulog
Presiden Joko Widodo meninjau Gudang Beras Bulog, Jakarta, Rabu (25/2/2015). Presiden Jokowi memerintahkan Bulog menggelontorkan semua stok beras di gudang Bulog agar harga beras di pasaran normal kembali. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Perum Bulog mengaku pasokan beras yang ada di gudang cukup aman untuk menghadapi bulan puasa dan lebaran. Bulog juga telah menyiapkan strategi untuk menstabilkan harga beras.

Direktur Utama Perum Bulog, Lenny Sugihat mengatakan, stok beras Bulog mencapai 1,37 juta ton terhitung sampai 26 Mei 2015. Khusus untuk beras miskin, stok yang ada mencapai 1,014 juta ton. "Stok Bulog aman untuk 5 bulan ke depan. Penyerapan akhir Mei mencapai 1,4 juta ton. Reasliasi penyaluran raskin posisi aman, ketahanan stok di atas 3 bulan," kata Lenny, di Gedung, DPR, Jakarta, Rabu (26/5/2015).

Lenny menambahkan, untuk menjaga kestabilan harga beras saat puasa dan Lebaran, Bulog sudah melakukan pemerataan pasokan, khususnya untuk wilayah yang tidak memiliki sumber beras. "Kami aktif melakukan pemerataan pengiriman beras ke sentral non produksi untuk menjaga stabilisasi dan untuk menyongsong puasa," tuturnya.

Ia menambahkan, untuk menjamin pasokan bahan baku beras, strategi yang dilakukan adalah bekerjasama langsung dengan petani. Saat ini Satuan Tugas Bulog telah menjalin kerja sama dengan 1.083 mitra penggilingan.

"Strategi lain yang kami lakukan adalah dengan memasang iklan di media. Ada 88 kali tayangan iklan yang menyatakan Bulog siap menyerap gabah dengan kualitas sesuai Inpres nomor 5 Tahun 2015. Jadi bawa gabah ke Bulog," tuturnya.

Bulog pun siap melalukan operasi pasar untuk mengendalikan harga jika pada suatu wilayah ditemukan lonjakan harga beras yang tinggi. "Kami siap melakukan operasi pasar untuk pengendalian harga. Perkembangan harga kami catat. Dalam grafik Maret April hingga Mei harga flat tidak ada kenaikan signifikan di pasar baik untuk jenis premium medium dan rendah," pungkasnya. (Pew/Gdn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya