Aksi Ambil Untung Tekan Harga Minyak

Harga minyak Brent turun 59 sen atau sekitar 1 persen menjadi US$ 65,11 per barel.

oleh Arthur Gideon diperbarui 12 Jun 2015, 05:59 WIB
Diterbitkan 12 Jun 2015, 05:59 WIB
Harga Minyak Dunia Tertekan Dipicu Kekhawatiran Ekonomi Global
Harga minyak dunia kembali tertekan seiring permintaan melambat, sedangkan produksi minyak melimpah dan kekhawatiran ekonomi global.

Liputan6.com, New York - Harga minyak mentah terjatuh pada kamis (Jumat pagi waktu Jakarta) karena pelaku pasar melakukan aksi ambil untung setelah harga minyak membukukan kenaikan dalam dua hari terakhir.

Mengutip Reuters, Jumat (12/6/2015), harga minyak Brent turun 59 sen atau sekitar 1 persen menjadi US$ 65,11 per barel. Sepanjang perdagangan pada Kamis, harga minyak terus tertekan hingga ke level US$ 64,50 per barel.

Sebelum tertekan atau dalam dua hari sebelumnya, harga minyak mentah sempat melonjak 5 persen. Penguatan harga minyak ini juga mendorong saham-saham yang bergerak di sektor energi menguat. Pendorong kenaikan harga minyak dua hari lalu karena ada pernyataan dari organisasi negara-negara produsen minyak (OPEC) bahwa produksi minyak akan dikelola sesuai dengan kebutuhan.

Untuk perdagangan Kamis kemarin, sebenarnya terdapat sentimen positif yang seharusnya bisa mendorong harga minyak ke level atas. Sentimen tersebut adalah pandangan positif dari  International Energy Agency (IEA) yang menyatakan bahwa permintaan akan minyak mentah mulai pulih.

Namun memang di saat yang sama terdapat sentimen negatif dari penguatan dolar Amerika Serikat (AS) yang mengalami reli untuk pertama kalinya sepanjang pekan ini. Nilai tukar dolar AS yang lebih kuat membuat harga-harga komoditas termasuk minyak menjadi lebih mahal bagi pelaku pasar yang bertransaksi menggunakan mata uang di luar dolar AS.

Selain itu, sentimen negatif juga datang dari Yunani. Pembicaraan mengenai utang negara tersebut yang akan jatuh tempo di akhir bulan ini belum juga selesai.

Pelaku pasar melihat jika pembicaraan tidak kunjung selesai maka bisa mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Eropa yang kemudian menjalar ke benua lain.

"Selama ini harga minyak selalu tergelincir dengan sentimen utang Yunani. Masalah negara tersebut selalu menjadi pemberat bagi harga minyak," jelas analis Price Futures Group, Chicago, AS, Phil Flynn.

Ke depan, masih ada beberapa ketidakpastian yang bisa menjadi beban bagi harga minyak. "Setidaknya ada beberapa isu yang akan mempengaruhi harga minyak untuk jangka pendek ini," kata Analis Energy Management Institute, New York, AS, Sal Umek.(Gdn/Ndw)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya