400 Ribu Ton Raskin Tak Layak Makan, Ini Kata Bos Bulog

Stok beras yang ada di gudang Bulog mencapai 1,4 juta ton.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 25 Jun 2015, 13:25 WIB
Diterbitkan 25 Jun 2015, 13:25 WIB
Presiden Jokowi Blusukan ke Gudang Beras Bulog
Presiden Joko Widodo meninjau Gudang Beras Bulog, Jakarta, Rabu (25/2/2015). Presiden Jokowi memerintahkan Bulog menggelontorkan semua stok beras di gudang Bulog agar harga beras di pasaran normal kembali. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah akan mencegah peredaran 400 ribu ton beras yang sudah lama dan tak layak konsumsi jatuh ke rumah tangga miskin. Saat ini, Perum Bulog tengah menyisir keberadaan raskin tak layak ini di gudang penyimpanan.

Direktur Utama Perum Bulog, Djarot Kusumayakti mengungkapkan, 400 ribu ton beras untuk rakyat miskin (raskin) tak layak konsumsi itu bukanlah sebuah temuan. Namun dia mengakui bahwa ada beras di gudang Bulog yang kualitasnya di bawah standar.

"Kami melihat dari manajemen Bulog dan informasi dari Kementerian Sosial, ada beras di gudang yang di bawah standar. Ini kan hubungannya bagaimana mengeluarkan biaya untuk melakukan perbaikan," kata dia usai menghadiri Pembukaan Pasar Murah di Kantor Kemendag, Jakarta, Kamis (25/6/2015).

Upaya membenahi manajemen dan meningkatkan kualitas beras, dijelaskan Djarot, Bulog akan mensortir ulang beras-beras tersebut sampai pada tingkat kualitas beras yang layak konsumsi. Hanya saja, tetap harus ada beras yang harus dimusnahkan.

"Saya sudah bilang ke Bu Menteri Sosial (Mensos), untuk beras yang sudah di proses kembali tapi tetap tidak mencapai kualitas layak produksi, harus kita musnahkan atau lelang khusus untuk pakan ternak," terang dia.

Saat ini, Djarot mengaku, stok beras yang ada di gudang Bulog mencapai 1,4 juta ton. Sebelumnya, Mensos Khofifah Indar Parawansa mengatakan, kemungkinan terdapat 400 ribu ton beras yang sudah lama dan tak layak konsumsi.

Mensos menegaskan, bila pola manajemen keluar masuk beras di gudang menerapkan "first in first out" maka beras yang tak layak konsumsi karena waktu penyimpanannya lama seharusnya tidak terjadi.

"Kami semua melakukan monitoring, evaluasi, untuk menghindarkan kemungkinan beras tidak layak konsumsi terdistribusi ke masyarakat," papar dia. (Fik/Gdn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya