Goyahnya Ekonomi RI Karena Terlena pada Produk Komoditas

ketergantungan pada harga komoditas tidak mendukung stabilitas ekonomi.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 29 Jun 2015, 09:35 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2015, 09:35 WIB
Tambang Freeport
Ilustrasi Pertambangan (Foto:Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perbankan dan Finansial Rosan P. Roeslani menilai pembangunan infrastruktur dan industri di NTT dan Indonesia secara umum perlu segera direalisasikan. Pasalnya, gerak positif ekonomi nasional maupun daerah akan sangat ditentukan kedua sektor ini.

"Ekonomi Indonesia yang tumbuh positif hampir selama 10 tahun (hingga 2013) akhirnya goyah. Ini disebabkan kita lama terlena pada keuntungan
dari sektor komoditas dan lupa membangun infrastruktur dan industri," papar Rosan dalam keterangan tertulis, Senin (29/6/2015).

Dia menjelaskan, ketergantungan pada harga komoditas tidak mendukung stabilitas ekonomi. Penyebabnya adalah harga komoditas sangat bergantung
pada pasar, harga, dan permintaan internasional. Artinya, tidak terbentuk kemandirian dalam dalam menentukan masa depan dan stabilitas ekonomi
sendiri.

"Masalah yang dihadapi saat ini sangat penting bagi kita untuk melihat kembali kelemahan pembangunan ekonomi kita. Pembangunan industri dan
infrastruktur kita segerakan. Tidak ada kata terlambat," kata Rosan.

Senada dengan Rosan, Ketua Kadin NTT Abraham Paul Liyanto juga melihat infrastruktur dan industri sebagai tantangan khusus dalam pembangunan di
NTT. Potensi sektor-sektor unggulan tidak tergarap secara maksimal lantaran belum kondusifnya sejumlah perangkat pendukung.

Untuk itulah, Kadin NTT menghadirkan para pemangku kepentingan sektoral di level nasional dan daerah untuk melihat langsung dan mendiskusikan kebutuhan pembangunan di NTT.

"Kami perlu mendapat solusi dan pertimbangan atas masalah di NTT, antara lain infrastruktur, pariwisata, industri kelautan dan perikanan," tandas
Paul.

Selain itu, tantangan menjelang pemberlakuan MEA 2015 pada Desember mendatang, dalam pandangan Paul, bisa menghadirkan masalah khusus bagi UKM
lokal. Menurut pengusaha yang juga senator asal NTT ini, banyak UKM daerah di bidang perikanan, kelautan, dan pariwisata yang sebenarnya sangat
potensial dan berpeluang maju ke level yang lebih tinggi.

"Karena itu kehadiran investor asing saat MEA 2015 perlu diantisipasi. Pemerintah Pusat dan Daerah perlu bantu untuk hadirkan solusi bagi
mereka," kata Paul.

Acara Rakorda Kadin NTT dibuka oleh Wakil Gubernur Benny Alexander Litelnoni. Dalam sambutannya, Wagub antara lain meminta dukungan dunia
usaha atas kerjasama khusus tiga negara yang tengah digagas Provinsi NTT. Kerjasama tersebut melibatkan NTT, Timor Leste, dan Negara Bagian Northern
Territorry Australia.

"Kita sebut kerjasama Kupang-Darwin-Dili. Swasta perlu melihat peluang kerjasama ini untuk berkontribusi bagi ekonomi daerah," terang Benny.(Amd/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya