Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Mustahil Dimulai 17 Agustus

Butuh persiapan matang untuk menggarap megaproyek senilai Rp 60 triliun itu.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 15 Jul 2015, 06:32 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2015, 06:32 WIB
Meneropong Kecanggihan Kereta Super Cepat China. (Foto: Liputan6.com/Ilyas Istianur P)
Meneropong Kecanggihan Kereta Super Cepat China. (Foto: Liputan6.com/Ilyas Istianur P)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno berencana memulai pembangunan atau groundreaking kereta super cepat Shinkansen Jakarta-Bandung 17 Agustus 2015. Rencana tersebut sepertinya hanya mimpi, karena butuh persiapan matang untuk menggarap megaproyek senilai Rp 60 triliun itu.  

Demikian disampaikan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Andrinof Chaniago. Dia secara lugas menegaskan bahwa High Speed Railways (HSR) tidak mungkin dimulai pembangunannya pada HUT Kemerdekaan RI ke-70.

"Enggak mungkin (17 Agustus 2015). Kalau tender terbuka kan butuh waktu," kata dia saat berbincang dengan wartawan di kantornya, Jakarta, seperti ditulis Rabu (15/7/2015).

Andrinof meminta groundreaking kereta super cepat Jakarta-Bandung ditunda sampai ada kepastian siapa investor yang akan membangun Shinkansen tersebut.

"Ditunda lah, tunggu kepastian. Kan groundreaking harus jelas siapa yang akan mengerjakan. Jadi dipastikan dulu siapa investornya," tegas  Andrinof.

Dijelaskannya, proyek kereta Shinkansen rute Jakarta-Bandung masih dalam pembahasan proposal. Pencarian investor akan melalui sebuah beauty contest atau sayembara.

"Proyek kereta super cepat hampir tiap minggu dirapatkan. Beauty contest baru mau dibuka," ujar dia.

Menurut Andrinof, sayembara atau beauty contest ini terbuka bagi investor asal manapun yang berkomitmen membangun megaproyek senilai Rp 60 triliun itu. Saat ini proposal yang baru masuk ke pemerintah berasal dari Jepang dan China.

"Terbuka buat negara lain, bahkan kita mau undang investor Prancis. Kalau ada yang kurang, kita undang juga investor dari negara lain," tandas dia. (Fik/Ndw)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya