Kurang dari 5 Tahun, Rasio Elektrifikasi Aceh Bisa 100%

Rasio elektrifikasi di Aceh saat ini mencapai 92,5 persen, atau hanya tertinggal satu langkah jika dibandingkan dengan Jakarta.

oleh Septian Deny diperbarui 05 Agu 2015, 10:49 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2015, 10:49 WIB
20150729-Listrik-PLN
Listrik PLN. (Agus Trimukti/Humas PLN)

Liputan6.com, Aceh - Provinsi Nangroe Aceh Darussalam disebut menjadi provinsi yang memiliki rasio elektrifikasi paling tinggi kedua setelah DKI Jakarta. Wakil Ketua Komisi VII Tamsil Linrung mengatakan, rasio elektrifikasi di Aceh saat ini mencapai 92,5 persen, atau hanya tertinggal satu langkah jika dibandingkan dengan Jakarta sebagai ibukota negara.

"Rasio elektrifikasi di sini paling tinggi setelah Jakarta, yaitu 92,5 persen. Daerah lain harusnya belajar dari sini," ujarnya di Banda Aceh, seperti ditulis Rabu (5/8/2015).

Menurut Tamsil, kunci keberhasilan Aceh memenuhi kebutuhas listrik bagi hampir seluruh masyarakatnya karena adanya kemudahan perizinan dari pemerintah daerah (pemda) untuk pembangunan pembangkit listrik dan transmisi serta jalur ke rumah-rumah warga.

"Daerah lain bisa belajar dari sini. Saya pernah berbincang dengan direktur PLN. Katanya bisa begini karena ada perizinan yang cepat dari Pemerintah Daerah," katanya.

Bahkan, dia memperkirakan rasio elektrifikasi di Aceh bisa mencapai 100 persen kurang dari lima tahun jika proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi atau geothermal di provinsi ini bisa berjalan sesuai dengan rencana.

"Begitu juga dengan pembangkit listrik geothermal untuk bisa berjalan sesuai jadwal yang ada, bisa segera dapat izin dari gubernur untuk izin pinjam pakai lahan hutan, ini memungkinan tidak harus tunggu 2020 tapi mungkin tahun depan sudah bisa sampai 100 persen rasio elektrifikasinya," tandas dia.

Sebelumnya, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) mengaku tak bisa bekerja sendiri untuk mencapai target rasio elektrifikasi 99 persen pada 2020. Oleh sebab itu, Kementerian ESDM menginginkan Pemerintah Daerah ikut berperan dalam pencapaian target tersebut.

Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Munir Achmad mengatakan, pemerintah pusat melalui Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM meminta kerjasama pemerintah daerah untuk mensukseskan program peningkatan rasio elektrifikasi ini.

Munir bercerita, rasio elektrifikasi nasional hingga akhir tahun 2014 mencapai 84,35 persen. Angka ini melebihi target yang ditentukan yaitu sebesar 81,51 persen. Sedangkan di akhir 2020, pemerintah menargetkan rasio elektrifikasi sebesar 99 persen.

“Masih ada beberapa daerah yang rasio elektrifikasinya di bawah 50 persen, yaitu Papua. Sedangkan di daerah lain sudah di atas 50 persen. Diharapkan tahun 2020 tercapai rasio elektrifikasi sebesar 99 persen,” kata Munir.

Untuk mencapai target tersebut, selain menambah kapasitas pembangkit listrik, pembangunan listrik perdesaan merupakan solusi dari peningkatan rasio elektrifikasi ini.

Listrik perdesaan sendiri merupakan program pemerintah untuk menyambungkan listrik untuk masyarakat perdesaan yang pendanaannya diperoleh dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan diutamakan pada provinsi dengan rasio elektrifikasi yang masih rendah.

Cara yang dilakukan dalam program ini adalah menyambungkan aliran listrik ke desa baru maupun desa lama yang sebagian dari desa tersebut belum berlistrik, daerah terpencil dan daerah perbatasan. "Selain itu pemerintah pusat melaksanakan program instalasi listrik gratis bagi masyarakat tidak mampu dan nelayan," lanjutnya. (Dny/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya