4 Alasan Kenaikan Gaji Tidak Terjadi di AS

"Perusahaan itu pelit," kata ekonom IHS Global, Ozlem Yaylaci.

oleh Liputan6 diperbarui 11 Agu 2015, 06:00 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2015, 06:00 WIB
Ingin Gaji Lebih Tinggi? Datangi Kota Amerika Serikat
Kemajuan teknologi dan globalisasi menyebabkan pekerjaan dengan upah menengah di AS berkurang.

Liputan6.com, New York - Amerika Serikat (AS) terus mengalami penurunan tingkat pengangguran. Lowongan kerja di setiap negara bagian cepat terisi. Namun, ada bagian yang masih menjadi masalah banyak orang, yaitu rata-rata nilai gaji yang mereka terima tidak kunjung naik meskipun pasar lapangan kerja membaik.

Apa yang menyebabkan terhambatnya kenaikan gaji tersebut? Mengutip Fortune, Selasa (11/8/2015), berikut empat yang membuat nilai gaji pegawai di AS tak pernah naik: 

1. Pertumbuhan lapangan kerja yang rapuh

Setelah pertumbuhan yang lemah di tiga bulan pertama 2015, perekonomian AS pada kuartal kedua tahun ini berada di angka 2,3 persen. Jumlah itu menunjukkan sebuah pertumbuhan yang cukup positif dalam enam tahun terakhir.

Sebelum AS mengalami krisis ekonomi pada 2008, pertumbuhan rata-ratanya sekitar 3,5 persen. "Angka pertumbuhan tersebut menunjukkan permintaan barang dan jasa masih lemah, menyebabkan banyak perusahaan menunda investasi," kata kepala ekonom Reis, Victor Calanog.

2. Pasar tenaga kerja masih kendur

Tingkat pengangguran pada 2009 mencapai 10 persen. Kini, angka itu turun menjadi 5,3 persen. Terlihat optimistis, namun bukan indikator yang tepat untuk menyatakan pasar tenaga kerja telah menguat.

Pelemahan ini terlihat karena masih banyak pekerja daripada pekerjaan yang tersedia. Hal itu terlihat dari jumlah pengangguran dan setengah menganggur, serta partisipasi tenaga kerja yang masih rendah (62,6 persen).

3. Pergesaran lapangan kerja

Kemajuan teknologi dan globalisasi menyebabkan pekerjaan dengan upah menengah di AS berkurang. Sementara beberapa pekerja berusaha mempelajari keterampilan baru untuk menyesuaikan hal itu, banyak pula pekerja dari sektor manufaktur berpindah ke pekerjaan yang lebih rendah lagi gajinya di bidang jasa, seperti ritel, rekreasi, dan perhotelan.

4. Pengusaha yang pelit

"Perusahaan itu pelit," kata ekonom IHS Global, Ozlem Yaylaci. "Mereka tidak ingin membayar apapun dan jika tidak ada tekanan, untuk apa mereka melakukannya? Sebagai pengganti kompensasi kenaikan gaji, banyak perusahaan memberi fasilitas kemudahan bagi pegawai, seperti jam kerja yang fleksibel hingga penyediaan makanan ringan," tambahnya.

"Perusahaan memberikan hal kecil yang diinginkan pekerjanya, tetapi mereka tidak membayar dalam uang tunai," kata direktur riset investasi global Heitman Capital Management, Mary Ludgin. "Anda bisa melihat hal ini di sektor teknologi dan jasa keuangan," pungkasnya. 

Reporter: Elsa Analet

(Elsa/Gdn)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya