Bank Sentral China Kembali Devaluasi Yuan

Mata uang China Yuan kembali melemah ini menunjukkan kalau ekonomi China kehilangan tenaganya.

oleh Ifsan Lukmannul Hakim diperbarui 12 Agu 2015, 18:10 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2015, 18:10 WIB
Mata Uang Yuan, China.
Mata Uang Yuan, China (Foto: Reuters).

Liputan6.com, Jakarta - Mata uang China Yuan sentuh titik terendah empat tahun terhadap dolar Amerika Serikat dikarenakan bank sentral China kembali melemahkan mata uangnya.

People's Bank of China (PBC)/bank sentral China kembali memangkas nilai yuan untuk kedua kalinya pada Rabu pagi hingga menyentuh level 6,3306 yuan per dolar AS. Mata uang Yuan kembali melemah lebih dari 1,6 persen dibanding hari sebelumnya. Angka itu merupakan level terendah dalam 35 bulan terakhir. Menjelang tengah hari, Yuan diperdagangkan di kisaran 6,4 terendah sejak September 2011.

Untuk mengatur Yuan, bank sentral China menerapkan level referensi. Yuan diperbolehkan naik atau turun hingga 2 persen sehari. Bank sentral China mendevaluasi mata uang lebih dari 1,8 persen untuk pertama kali pada Selasa 11 Agustus 2015. Pejabat Bank juga mengatakan mereka akan menghitung tingkat referensi harian berdasarkan harga penutupan pada hari sebelumnya.

Adapun pelemahan Yuang terjadi menunjukkan kalau ekonomi China kehilangan tenaganya. Meski China melemahkan mata uangnya, sejumlah pelaku valuta asing melihat bank sentral China tidak ingin Yuan berjalan di luar kendali. Bank sentral China tetap menjaga Yuan sekitar 6.43.

Ada pun seorang pedagang valuta asing lainnya mengatakan devaluasi Yuan tak terduga telah menyebabkan kepanikan di pasar. "Meski pun bank sentral membuat penjelasan lagi hari ini, menekankan Yuan tidak akan menunjukkan penyusutan berkelanjutan. Pasar sangat gelisah," ujarnya.

China melemahkan mata uang Yuan terjadi menyusul data ekonomi China memburuk. Hal itu membuat pasar curgia kalau China akan melakukan intervensi mata uangnya melemah dalam jangka panjang.

Dengan pelemahan Yuan akan membantu ekspor China di pasar global. Pada akhir pekan lalu, data ekonomi China menunjukkan kalau ekspor turun 8,3 persen pada Juli.

Sebelumnya pemerintah China melobi International Monetary Fund (IMF) untuk menyertakan Yuan dalam keranjang mata uang cadangan dikenal sebagai Special Drawing Rights (SDR) yang digunakan untuk memberikan pinjaman kepada peminjam yang berdaulat. Hal ini akan menandai langkah besar untuk penggunaan Yuan sebagai mata uang internasional. (Ilh/Ahm)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya