Liputan6.com, Jakarta - Rapat Dewan Gubernur yang diadakan oleh Bank Indonesia pada Selasa (18/8/2015) memutuskan bahwa BI Rate tetap di level 7,5 persen. Salah satu pertimbangan menahan suku bunga tersebut adalah pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS selama tiga bulan terahir, atau selama kuartal II 2015 dan juga ekpektasi nilai tukar rupiah untuk 3 bulan ke depan.
Dalam catatan BI, selama 3 bulan terakhir rupiah telah melemah 2,47 persen (quarter to quarter). "Tekanan terhadap rupiah pada triwulan II tersebut dipengaruhi antisipasi investor atas rencana kenaikkan suku bunga AS (FFR), dan Quantitative Easing ECB, serta dinamika negosiasi fiskal Yunani," kata Gubernur Bank Indonesai Agus DW Martowardojo di Gedung Bank Indonesia, Selasa (18/8/2015).
Dijelaskan Agus, dari sisi domestik, penyebab pelemahan rupiah juga berasal dari meningkatnya permintaan valuta asing (valas) untuk pembayaran utang dan dividen sesuai pola musiman pada triwulan II 2015. Namun, tekanan tersebut tertahan oleh sentimen positif terkait kenaikan outlook rating Indonesia oleh S&P dari stabil menjadi positif dan meningkatnya surplus neraca perdagangan.
Perkembangan terakhir menunjukkan bahwa, sejalan dengan reaksi pasar global terhadap keputusan China yang melakukan depresiasi mata uang Yuan, hampir seluruh mata uang dunia, termasuk Rupiah, mengalami tekanan depresiasi.
"Rupiah mencatat pelemahan cukup dalam (overshoot) dan telah berada di bawah nilai fundamentalnya (undervalued)," tegas Agus.
Menyikapi perkembangan tersebut, Bank Indonesia telah dan akan terus berada di pasar untuk melakukan upaya stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan nilai fundamentalnya, sehingga dapat mendukung terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Salah satu yang diputuskan BI dalam RDG hari ini untuk meminimalisir pelemahan rupiah terhadap dolar adalah pengetatan transaksi dengan menggunakan valuta asing.
"Kami selama ini mengatur yang sampai di atas US$ 100 ribu dalam sebulan baru pakai underlying, itu kita ubah di atas US$ 25 ribu, itu harus menyampaikan underlying transaksi dan NPWP, itu nanti akan dikeluarkan dalam bentuk penyesuaian PBI," tutup Agus. (Yas/Gdn)
Dalam 3 Bulan, Rupiah Melemah 2,4%
Dari sisi domestik, penyebab pelemahan rupiah berasal dari meningkatnya permintaan valuta asing (valas) untuk pembayaran utang dan dividen.
diperbarui 18 Agu 2015, 19:04 WIBDiterbitkan 18 Agu 2015, 19:04 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Ciri-Ciri Orang Tidak Ikhlas Diungkap Buya Yahya, Bisa Dikenali dengan Cara Ini
Polisi Gerebek Indekos di Pesanggrahan Jaksel, Diduga Jadi Tempat Prostitusi
Badan Gizi Nasional Sebut Tak Ada Mandat untuk Ormas di Program Makan Bergizi Gratis
Jadwal, Hasil, dan Klasemen Piala AFF 2024: Siapa Jadi Raja Asia Tenggara?
Hasil Piala AFF 2024 Singapura vs Vietnam: 2 Gol Telat Menangkan The Golden Star
Kerap Tak Akur dengan Rekan, RSUD Pirngadi Medan Pulangkan Dokter Koas Fladiniyah ke Kampus
Viral Pengakuan Perempuan Dianiaya Pacar Polisi Sampai Dirawat 2 Minggu di Rumah Sakit
Penyanyi Aziz Hedra Lega Raih Gelar Sarjana Ekonomi, Siapkan Kejutan Baru untuk Karir Musiknya
Kontrak di Liverpool Segera Habis, Virgil van Dijk Pilih Santai
VIDEO: Detik-detik Banjir di Kulonprogo, Diduga Akibat Drainase Kurang Terawat
Libur Natal 2024, Jasa Marga Catat 1,3 Juta Kendaraan Tinggalkan Jabotabek
VIDEO: Dusun Kedungglatik Resmi Ditenggelamkan Untuk Proyek Strategis Nasional