The Fed Beri Sinyal Bakal Naikkan Suku Bunga

The Federal Reserve menegaskan, pihaknya juga mengikuti perkembangan ekonomi global termasuk China untuk menaikkan suku bunga.

oleh Agustina Melani diperbarui 30 Agu 2015, 20:45 WIB
Diterbitkan 30 Agu 2015, 20:45 WIB
Ilustrasi The Fed
Ilustrasi The Fed

Liputan6.com, Jakarta - Wakil pimpinan The Federal Reserve/bank sentral Amerika Serikat (AS) Stanley Fischer mengatakan, kalau pihaknya tidak akan menunggu inflasi mencapai 2 persen sebelum menaikkan suku bunga.

Ia menyampaikan hal itu dalam sebuah pidato di konfrensi kebijakan moneter di Jackson Hole, Wyoming, seperti dikutip dari laman www.channelnewsasia.com, Minggu (30/8/2015).

“Kami tidak harus menunggu hingga inflasi kembali ke dua persen untuk memulai pengetatan. Bagaimana pun The Fed perlu mempertimbangkan keadaan keseluruhan ekonomi Amerika Serikat (AS), serta pengaruh ekonomi global untuk mencapai penilaian tentang apakah dan bagaimana mengubah kebijakan moneter,” ujar Fischer.

Ia mengatakan, saat ini inflasi berada di jalur untuk mencapai dua persen. The Fed menganggap itu sebagai tanda ekonomi sehat meski ada perubahan dalam indeks pengeluaran konsumsi pribadi. Hal itu lantaran faktor sementara dari penurunan harga minyak.

Menurut indeks PCE, harga konsumen hanya naik 0,3 persen pada tahun lalu dipicu dari harga minyak rendah, tetapi juga berkurangnya permintaan di China dan negara lain. Prediksi The Fed menempatkan inflasi inti tidak termasuk harga minyak dan pangan di kisaran 1,6-1,9 persen pada tahun depan, naik 1,2 persen pada Juli.

Ada pun sejumlah faktor membuat inflasi rendah, Fischer menyebutkan kalau ada kenaikan dolar AS sejak musim panas lalu sehingga menurunkan harga impor. “Hal itu masuk akal mengingat kenaikan dolar AS selama tahun lalu akan menahan pertumbuhan produk domestik bruto riil hingga 2016, dan bahkan hingga 2017,” kata Fischer.

Ia menuturkan, dampak situasi ekonomi global terhadap pertumbuhan ekonomi AS termasuk China memang menjadi pertimbangan The Federal Reserve. “Pada saat ini kami mengikuti perkembangan ekonomi China, dan efek aktualnya, dan dampak potensi ekonomi mereka ke lainnya menjadi lebih erat,” ujar Fischer.

The Fed Open Market Committee (FOMC) akan kembali digelar pada 16 dan 17 September 2015. Sebagian besar ekonomi percaya kalau bank sentral AS akan mulai menaikkan suku bunga yang sudah berada di level terendah sejak 2008. Namun, gejolak di pasar keuangan pada beberapa pekan terakhir di tengah melambatnya ekonomi China menimbulkan keraguan tentang waktu kapan kenaikan suku bunga AS itu. (Ahm/Igw) 

 

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya