Liputan6.com, Jakarta - Rekomendasi perusahaan investasi global, JP Morgan terhadap prospek surat utang Indonesia menuai kritikan tajam dari sejumlah pihak. Namun tidak dengan Mantan Menteri era kepemimpinan Soeharto, Emil Salim.
Dalam Seminar ISEI di Gedung Kementerian Keuangan, Emil mengimbau kepada pemerintah maupun Lembaga ataupun Otoritas terkait untuk tidak menghujani JP Morgan dengan kemarahan.
"Kalau sikap pejabat yang benar itu tidak marah dengan perkataan JP Morgan, tidak perlu mengkritik. Lebih baik cari penyebabnya, itu yang penting," kata dia, Senin (31/8/2015).
Advertisement
Dia mengatakan, Indonesia menerbitkan surat utang ratusan juta dolar AS sebagai sumber pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dikhawatirkan kocar kacir akibat kebijakan penyesuaian tingkat suku bunga The Federal Reserve.
"Kita menghadapi bank-bank yang perlu injeksi modal, kalau memang benar krisis, apa yang bisa dilakukan. Tangani bank-bank yang kekeringan likuiditas," tegas Ekonom Senior ini.
Emil mengatakan, pemerintah harus menunjukkan keseriusannya untuk memperbaiki kondisi perekonomian Indonesia, terutama mengangkat kembali kurs rupiah. Bahkan dia mengusulkan cara ekstrem agar Indonesia bisa mengurangi ketergantungan dolar AS.
"Stop proyek-proyek yang hampir seluruhnya dibiayai dolar AS, moratorium gedung-gedung baru, karena di kabupaten di daerah, yang paling banyak terlihat bangun gedung kantor pakai dolar AS. Ini perlu dilakukan untuk memulihkan kredibilitas dan kepercayaan kita," terang dia. (Fik/Ahm)